"Wah, lembur kayaknya lumayan nih. Dapat cuan, diperhitungkan sama atasan pula!"
Seberapa sering kamu berpikir demikian?
Apakah kamu sering lembur, dan sibuk dengan urusan kantor sampai di hari libur sekali pun?
Pernah gak kamu merasa capek, atau merasa kerja lupa kencan karena lembur?
Coba ingat dan jawab pertanyaan itu pada diri sendiri. Menjadi workaholic saat ini sedang trending di Indonesia. Kerja dengan loyalitas tinggi, demi tercapainya tujuan yang lebih tinggi.
Lembur menguntungkan karir di masa depan
Tak bisa dimungkiri, maraknya pengangguran akibat Covid-19 membuat perusahaan lebih selektif dengan karyawan. Banyak yang mengalami PHK atau pemecatan tanpa kompensasi karena masih dalam masa kerja kontrak.Â
Hal ini membuat para karyawan harus berdedikasi tinggi agar tetap bertahan. Walaupun kondisi perusahaan kini sudah kian normal, tetapi penilaian performa kerja akan terus dilakukan.
Tak hanya itu, kebanyakan kamu yang memiliki jabatan tinggi pasti tidak bisa mengelak jika dibutuhkan di luar jam kerja. Lembur bukan lagi sebuah pilihan, tetapi sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Jam kerja dan istirahat sudah tercampur aduk, tak bisa lagi dibedakan.
Workaholic menjalankan lembur bukan hanya sekedar untuk mendapatkan uang saja. Namun, sebagai orang yang sering lembur, tentu akan diperhitungkan oleh atasan agar naik jabatan. Apalagi, kalau kamu mampu membawa perubahan positif dan memajukan perusahaan dengan kinerja bagus selama lembur. Lembur bisa jadi sangat menguntungkan karirmu di masa depan.
Pengalaman lembur yang tak mengenakkan