Mohon tunggu...
Aira Raniah
Aira Raniah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hanya seorang remaja yang suka menulis dan ingin tulisannya dapat perhatian :0

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepiring Kukis

21 April 2024   20:02 Diperbarui: 21 April 2024   21:09 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aneh bukan? Aku telah membunuh ayah dan ibu tapi aku masih tetap membuat kukis itu." Dengan santainya Amara membahas hal itu, sontak Ardell membuat suara tersentak.

"Pada akhirnya aku juga merindukan ibu, mungkin, lebih tepatnya ibu di saat-saat tertentu saja." Amara terkekeh setelah itu. Entah kenapa setelah itu Azriel menyesal memakan kukis tadi.

Amara merindukan ibu? Semakin aneh aja, pikir adiknya.

"Benar sekali, kau tidak akan pernah faham." Suara televisi berhenti, lalu suara langkah kaki, Amara bangkit dari malas-malasannya.

Dalam hati, Azriel berdoa wanita itu tidak berjalan kesini. Dan benar saja, Terdengar suara pintu rumah terbuka. Ia akan keluar sepertinya.

"Habiskan saja, tidak ada makanan lain di kulkas, aku baru mau belanja ini." Lalu suara pintu ditutup.

Azriel menaruh kepalanya diatas meja, salah satu lengannya sebagai bantal. Pada akhirnya ia tetap mengulurkan tangan satunya lalu mengambil kukis diatas piring.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun