kemudian yang lebih parah klaim sepihak orang orang baik membenci dia.
sekali lagi memangnya ada FAKTA di kata orang baik-baik tersebut.
Pandji memakai subjek yg tidak nyata/ palsu untuk membenarkan pernyataan kebencian pada seseorang.
jikalau pun itu ada dan nyata, apakah KUALIFIKASI orang baik menurut P Pandji itu MENGERTI permasalahan yang ada.
nah, tanpa subyek yg dapat dipertanggungjawabkan nyata dan bersifat baik.
maka pernyataan tersebut dasarnya adalah hinaan / menjelekkan .
Pandji membiarkan pembaca berandai-andai mengikuti satu sentimen negatif ke satu sentimen negatifÂ
apalagi dgn mengunakan petaka (bencana) yg menurut sy berlebihan dan mengiring pembaca untuk menjadi lebih negatif.
Saya sampai jadi berpikir keras kejadian apa yg menimpa P Ahok sampai sedemikian parah sampai di sebut petaka/bencana.
apakah di makzulkan? tidak
apakah ditinggalkan oleh pemilih? tidak juga (bukti teman Ahok dan diusung partai)