Mohon tunggu...
Ainurrasid
Ainurrasid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

no bio yet

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Maraknya Punk Football di Ranah Sepakbola Indonesia

27 Oktober 2024   08:01 Diperbarui: 27 Oktober 2024   09:39 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Indonesia, sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat diminati dan digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat, bahkan tak pandang usia. Dari perkampungan sampai perkotaan, sepak bola juga berperan sebagai salah satu ajang hiburan tanpa syarat tertentu.


Akhir akhir ini sedang ramai diperbincangkan sebuah gerakan punk football. Apa gerakan tersebut, dimana awal mulanya gerakan ini muncul, siapa yang menginisiasi gerakan ini.

Punk football bisa diartikan sebagai konsep sebuah klub sepak bola yang sepenuhnya dijalankan secara bersama-sama dari, oleh, dan untuk suporter.Punk football merujuk pada klub sepak bola yang dimiliki dan dikelola oleh supporter. Dengan kata lain, klib sepakbola alternatif itu tidak bergantung pada sponsor dan mengusung kebersamaan dalam menjalankannya.

Menurut Shamroog atau yang sering disapa OO,salah satu pengurus di Riverside Forest salah satu klub punk football asal Bandung, definisi dan istilah punk football itu sendiri “Istilah punk football itu sendiri ya, kalau yang kita pahami dan kita baca itu ya sebenernya lebih ke DIY-an kita untuk membuat klub sepakbola, jadi bagaimana kita membuat klib sepakbola yang di danai dan dioprasionalkan atau nantinya dinikmati sama supporternya sendiri. Dari situ konsepnya, tapi yang kita ambil biasanya dari punk financial football nya, jadi lebih ke kemandirian kita bagaimana caranya untuk bisa bikin klub ini beroprasional”, ujar Shamroog, Jumat (25/10/2024).

Untuk masalah prinsip dasar kepemilikan dana keterlibatan penggemar terutama dalam mengelola sebuah klub Shamroog meangatakan “Kalau misalanya punk football sendiri di Inggris lebih ke kepemilikan klubnya, sebenernya itu belum bisa kita adopsi disini secara full karena si Riverside sendiri belum bisa terbagi atau dimiliki oleh beberapa supporter, kalau konsepnya disana sendiri kan, kamu punya saham berarti kamu bisa bersuara untuk klub ini tapi kita simplifikasi sederhanakan disini bahwa supporter kamu boleh menentukan apa yang akan kita hadapi nanti kalau dari dulu ya, kita bisa pemilihan warna jersey, kemudian yang dipakai mau seperti apa”, ucapnya, Jumat (25/10/2024).

sumber: Pribadi
sumber: Pribadi

Sedangkan menurut Shamroog terkait tren punk football yang mulai populer dikalangan penggemar sepakbola Indonesia “Untuk tren mah, ya syukur lah kalau misalnya banyak yang menerima baik, karena kan kita bisa memperbanyak tali silaturahmi ya sama beberapa klub dari kota kota lain”, tuturnya, Jumat (25/10/2024).

Untuk masalah mengekspresikan identitas komunitas punk football baik di dalam maupun di luar stadion Shamroog mengatakan “Sebenernya bebas gaada aturan, bebas menurut konsep mereka asal itu baik sih sebenernya. Sama halnya dengan Riverside ini kita punk nya secara finansial, dana kalau misalkan sedikit rebel, ya mungkin sedikit rebel dari klub klub lainnya, tapi kayanya beberapa klub juga sudah mengadopsi sistem yang sama seperti kita, kaya Rainfall udah mirip mirip sama kita, beberapa klub lah yang mungkin ide nya sama lah dengan kita”,ujar Shamroog, Jumat (25/10/2024)

Sedangkan untuk yang mengawali adanya ide untuk menciptakan punk football itu sendiri menurut Shamroog “Untuk yang mengawali adanya ide punk football itu sendiri mungkin dari komunitas kita ya Riverside dari Bandung, lalu diikuti oleh beberapa klub diluar bandung seperti Bogor, Tanggerang, Bekasi, yang jauh mungkin ada di Solo, Malang, Purbalingga”, jelasnya, Jumat (25/10/2024).

 sumber: Instagram @riversideforest_
 sumber: Instagram @riversideforest_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun