Di Indonesia, sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat diminati dan digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat, bahkan tak pandang usia. Dari perkampungan sampai perkotaan, sepak bola juga berperan sebagai salah satu ajang hiburan tanpa syarat tertentu.
Akhir akhir ini sedang ramai diperbincangkan sebuah gerakan punk football. Apa gerakan tersebut, dimana awal mulanya gerakan ini muncul, siapa yang menginisiasi gerakan ini.
Punk football bisa diartikan sebagai konsep sebuah klub sepak bola yang sepenuhnya dijalankan secara bersama-sama dari, oleh, dan untuk suporter.Punk football merujuk pada klub sepak bola yang dimiliki dan dikelola oleh supporter. Dengan kata lain, klib sepakbola alternatif itu tidak bergantung pada sponsor dan mengusung kebersamaan dalam menjalankannya.
Menurut Shamroog atau yang sering disapa OO,salah satu pengurus di Riverside Forest salah satu klub punk football asal Bandung, definisi dan istilah punk football itu sendiri “Istilah punk football itu sendiri ya, kalau yang kita pahami dan kita baca itu ya sebenernya lebih ke DIY-an kita untuk membuat klub sepakbola, jadi bagaimana kita membuat klib sepakbola yang di danai dan dioprasionalkan atau nantinya dinikmati sama supporternya sendiri. Dari situ konsepnya, tapi yang kita ambil biasanya dari punk financial football nya, jadi lebih ke kemandirian kita bagaimana caranya untuk bisa bikin klub ini beroprasional”, ujar Shamroog, Jumat (25/10/2024).
Untuk masalah prinsip dasar kepemilikan dana keterlibatan penggemar terutama dalam mengelola sebuah klub Shamroog meangatakan “Kalau misalanya punk football sendiri di Inggris lebih ke kepemilikan klubnya, sebenernya itu belum bisa kita adopsi disini secara full karena si Riverside sendiri belum bisa terbagi atau dimiliki oleh beberapa supporter, kalau konsepnya disana sendiri kan, kamu punya saham berarti kamu bisa bersuara untuk klub ini tapi kita simplifikasi sederhanakan disini bahwa supporter kamu boleh menentukan apa yang akan kita hadapi nanti kalau dari dulu ya, kita bisa pemilihan warna jersey, kemudian yang dipakai mau seperti apa”, ucapnya, Jumat (25/10/2024).
Sedangkan menurut Shamroog terkait tren punk football yang mulai populer dikalangan penggemar sepakbola Indonesia “Untuk tren mah, ya syukur lah kalau misalnya banyak yang menerima baik, karena kan kita bisa memperbanyak tali silaturahmi ya sama beberapa klub dari kota kota lain”, tuturnya, Jumat (25/10/2024).
Untuk masalah mengekspresikan identitas komunitas punk football baik di dalam maupun di luar stadion Shamroog mengatakan “Sebenernya bebas gaada aturan, bebas menurut konsep mereka asal itu baik sih sebenernya. Sama halnya dengan Riverside ini kita punk nya secara finansial, dana kalau misalkan sedikit rebel, ya mungkin sedikit rebel dari klub klub lainnya, tapi kayanya beberapa klub juga sudah mengadopsi sistem yang sama seperti kita, kaya Rainfall udah mirip mirip sama kita, beberapa klub lah yang mungkin ide nya sama lah dengan kita”,ujar Shamroog, Jumat (25/10/2024)
Sedangkan untuk yang mengawali adanya ide untuk menciptakan punk football itu sendiri menurut Shamroog “Untuk yang mengawali adanya ide punk football itu sendiri mungkin dari komunitas kita ya Riverside dari Bandung, lalu diikuti oleh beberapa klub diluar bandung seperti Bogor, Tanggerang, Bekasi, yang jauh mungkin ada di Solo, Malang, Purbalingga”, jelasnya, Jumat (25/10/2024).
Menurut Ahmad Dhayu salah satu pendukung dari Riverside Forest tentang punk football “Punk football adalah gerakan aliansi masyarakat grassroot atau akar rumput yang dimana awal mulanya punk football ini untuk melawan kapitalisasi sepakbola”, ucap Dhayu Kamis (24/10/2024).
Untuk awal mulanya klub punk football itu berdiri Dhayu mengatakan “Mungkin para supporter menganggap manajemen klub sepakbola yang mereka dukung terlalu banyak bermain politik, jadi para supporter membuat gerakan dengan cara membuat klub baru dengan konsep dari supporter, oleh supporter, dan untuk supporter”, ujarnya, Kamis (24/10/2024).
Inisiatif klub punk football itu muncul pertama kali Dhayu menjelaskan “Klub yang pertama kali muncul itu tepatnya di Jerman pada tanggal 15 Mei 1910 klub tersebut FC St. Pauli”, jelasnya, Kamis (24/10/2024).
Dengan semakin maraknya punk football di ranah sepakbola Indonesia, subkultur ini tidak hanya menjadi wadah untuk mengekspresikan kecintaan pada olahraga, tetapi juga menciptakan ruang untuk menyuarakan perlawanan terhadap komersialisasi sepak bola. Gerakan ini membuktikan bahwa sepak bola bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana bagi masyarakat untuk menyampaikan nilai-nilai sosial dan solidaritas di luar batasan industri olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H