Mohon tunggu...
Ai Nurhasanah
Ai Nurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang pengajar yang masih harus banyak belajar | Seorang penikmat drama korea yang setuju bahwa salah satu me time terbaik adalah menonton | Seorang penulis amatir yang gemar mencurahkan segala apa pun yang terjadi di dunia fana ini | Mari menjelajahi tulisan saya. Amboooi!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sudahkah Kamu Menulis Hari Ini?

11 Juni 2024   21:51 Diperbarui: 13 Juni 2024   10:12 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amboooi! Hai, teman-teman.

Di zaman sekarang, apakah masih ada yang menjadikan menulis sebagai hobi? Jawabannya adalah tentu saja masih, tapi tidak banyak. Mengapa demikian?

Yuk, kita jelajahi lebih jauh!

Menulis merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan karena dengan menulis, kamu bisa menuangkan ide, pikiran, dan gagasan. Sejalan dengan KBBI, menulis itu melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Nah, jangan sampai ide, pikiran, dan gagasanmu hanya tersimpan dalam benak saja. Kamu bisa memulai dengan menuangkan kegiatan sehari-hari dalam bentuk tulisan, seperti daily activity, rutinitas harian yang selalu dilakukan, atau hanya menuangkan perasaan yang kamu alami di hari itu. Dulu, kegiatan menulis daily activity bisa dituangkan di buku diari. Zaman sekarang, biasanya kamu lebih memilih menuangkan daily activity-mu di sosial media. Sebetulnya kedua kegiatan tersebut sama saja, hanya medianya saja yang berbeda.

Apa yang menjadikan hal itu berbeda?

Media sosial menjadi media yang sangat digemari oleh semua kalangan, tua ataupun muda. Menuangkan tulisan atau cerita di media sosial terbatas oleh aturan yang dimiliki oleh berbagai media sosial tersebut, seperti jumlah tulisannya yang dibatasi, jenis tulisan yang kurang bervariatif, atau responden yang ada di media sosialmu hanya sebatas teman-teman dekat saja. Namun, hal itu tidak perlu dijadikan hambatan karena kamu bisa memulai menulis sesuatu yang jumlahnya sedikit, simpel, dan tidak memerlukan banyak ruang.

Menulis itu memang suatu kegiatan yang 'gampang-gampang-susah'. Namun, jika kamu sudah mulai menulis, percaya atau tidak dari hari ke hari kegiatan tersebut akan menjadi suatu hal yang menyenangkan. Lalu, apa sih yang harus mulai kamu tulis? Mulailah dengan menulis curahan hati yang biasanya kamu pendam begitu saja atau yang hanya kamu bagikan kepada teman dekat. Jika kamu takut bahasa yang tertuang adalah bahasa tidak baku, slang, atau yang biasa disebut oleh remaja-remaja zaman sekarang itu bahasa 'alay', biarkan apa adanya. Lambat laun, kualitas tulisanmu akan semakin membaik jika terus melakukan aktivitas tersebut dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

Pada acara Meet and Greet dan Roadshow Novel Matahari bersama Tere Liye tahun 2016, ada pesan yang sangat menggugah dari penulis hebat tersebut. Beliau mengatakan bahwa menulis itu harus dimulai dari tulisan yang kecil tapi bertenaga, pendek tapi bermanfaat. Hari ini kita menulis dua sampai tiga paragraf, besoknya menulis lagi dua sampai tiga paragraf, dan jangan berhenti sampai di situ. Jadikanlah hal itu sebagai rutinitas. Maka, satu bulan kemudian, siapa tahu ternyata kita bisa membuat sebuah cerita pendek. Cerita pendek tersebut bisa memuat daily activity yang setiap hari dilakukan.

Contoh daily activity di bawah ini mungkin bisa menjadi inspirasi untuk kamu:

Hari ini menjadi hari yang sangat Lelah bagiku. Tadi pagi, ibu membangunkanku pukul 05.00. Tapi ibu mengatakan bahwa itu sudah pukul 07.00. Ketar-ketirlah aku dibuatnya. Aku langsung mandi secepat kilat---sampai lupa rambutku tidak dikeramas. Setelah itu, aku langsung memakai seragamku. Kebetulan hari itu aku menggunakan seragam olahraga. Celana yang kugunakan terbalik. Aduh! Makin kesal aku karena kukira terlambat. Setelah berganti pakaian, aku menuju meja makan, belum ada sarapan yang tersedia di sana. Aku mencari ibu yang ternyata sedang asyik scroll media sosial.

"Ya ampun, Ibu! Aku udah telat ke sekolah. Ibu kok malah santai aja, sih?" Gerutuku kesal.

Tapi, ibu malah tertawa sambil menatapku girang. Aku merasa ada yang tidak beres. Aku mengecek jam tangan yang menempel di pergelangan tangan kiriku, "Oh, astaga! Ibu!" Aku mendengus kesal akhirnya. Waktu menunjukkan pukul 05.30. 

"Maaf, sayang. Ibu bilang pukul 07.00 agar kamu tidak leha-leha." Kata ibu mengakui.

Ibu menyuruhku duduk di sampingnya. Aku pun menyadari sesuatu, bahwa selama ini ketika ibu membangunkanku, aku tidak akan langsung bangun. Aku selalu bersantai terlebih dahulu padahal aku yang selalu meminta ibu membangunkanku pagi-pagi agar aku tidak terlambat ke sekolah.

Nah, sepenggal kisah di atas merupakan pengamalan yang biasanya sering terjadi kepada anak sekolah. Kisah tersebut dimulai ketika si anak mengira dirinya kesiangan. Hal itu bisa dijadikan cerita pendek yang merupakan pengalaman pribadi. Jika ternyata kamu lebih suka membuat tulisan yang lebih pendek alias bukan dalam bentuk paragraf, kamu bisa membuat pantun yang hanya terdiri dari empat baris atau puisi yang bisa dimulai dengan satu bait.

Contoh pantun di bawah ini semoga menjadi inspirasi kamu membuat tulisan:

Burung berkicau sangat merdu
Ayam berkokok sangat panjang
Berapa lama lagi diriku harus menunggu?
Menunggu dirimu yang tak kunjung datang

Pantun tersebut terinspirasi ketika mendengar kicauan burung dan kokokan ayam. Kamu bisa menjadikan hal-hal di sekitarmu sebagai inspirasi, loh. Tidak perlu mencari yang sulit, misal kamu melihat seonggok batu di hadapanmu, 'batu' bisa menjadi inspirasimu membuat tulisan.

Contoh tulisan lain adalah puisi. Gaya Bahasa dalam penulisan puisi cukup berbeda dengan tulisan yang lain. Puisi biasanya menggunakan kata konotatif atau kata yang bermakna kias. Contoh puisi yang mudah dibuat adalah puisi teknik akrostik. Artinya puisi tersebut diciptakan dari satu atau banyak kata.

Kamu bisa membaca contoh puisi akrostik dari kata 'RINDU' di bawah ini:

Relung hatiku masih menyimpan rindu
Inikah yang kau katakan dulu?
Namamu selalu terpatri dalam memoriku
Dalam suka atau dukaku
Untukku, mungkinkah ini karma darimu?

Puisi menggunakan Teknik akrostik bisa dibuat ketika kamu terpikirkan satu kata dalam benakmu, korelasikan dengan suasana hatimu saat itu, buatlah tema puisinya, dan rangkailah kata demi kata sehingga menciptakan larik-larik puisi yang indah.

Bagaimana? Setelah menjelajahi tulisan ini, apakah menurutmu menulis itu adalah sesuatu yang sulit? Menulis itu menyenangkan, kan? Asalkan ada keinginan dari hatimu, maka kamu bisa menciptakan sebuah tulisan yang menarik; daily activity, pantun, puisi, atau tulisan-tulisan lainnya. Yuk, mulai dari menulis hal yang paling sederhana. Kamu pasti bisa!

Amboooi! Semoga tulisan ini bermanfaat! Sampai jumpa di tulisan berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun