Mohon tunggu...
Ai Nurhasanah
Ai Nurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang pengajar yang masih harus banyak belajar | Seorang penikmat drama korea yang setuju bahwa salah satu me time terbaik adalah menonton | Seorang penulis amatir yang gemar mencurahkan segala apa pun yang terjadi di dunia fana ini | Mari menjelajahi tulisan saya. Amboooi!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sudahkah Kamu Menulis Hari Ini?

11 Juni 2024   21:51 Diperbarui: 13 Juni 2024   10:12 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, ibu malah tertawa sambil menatapku girang. Aku merasa ada yang tidak beres. Aku mengecek jam tangan yang menempel di pergelangan tangan kiriku, "Oh, astaga! Ibu!" Aku mendengus kesal akhirnya. Waktu menunjukkan pukul 05.30. 

"Maaf, sayang. Ibu bilang pukul 07.00 agar kamu tidak leha-leha." Kata ibu mengakui.

Ibu menyuruhku duduk di sampingnya. Aku pun menyadari sesuatu, bahwa selama ini ketika ibu membangunkanku, aku tidak akan langsung bangun. Aku selalu bersantai terlebih dahulu padahal aku yang selalu meminta ibu membangunkanku pagi-pagi agar aku tidak terlambat ke sekolah.

Nah, sepenggal kisah di atas merupakan pengamalan yang biasanya sering terjadi kepada anak sekolah. Kisah tersebut dimulai ketika si anak mengira dirinya kesiangan. Hal itu bisa dijadikan cerita pendek yang merupakan pengalaman pribadi. Jika ternyata kamu lebih suka membuat tulisan yang lebih pendek alias bukan dalam bentuk paragraf, kamu bisa membuat pantun yang hanya terdiri dari empat baris atau puisi yang bisa dimulai dengan satu bait.

Contoh pantun di bawah ini semoga menjadi inspirasi kamu membuat tulisan:

Burung berkicau sangat merdu
Ayam berkokok sangat panjang
Berapa lama lagi diriku harus menunggu?
Menunggu dirimu yang tak kunjung datang

Pantun tersebut terinspirasi ketika mendengar kicauan burung dan kokokan ayam. Kamu bisa menjadikan hal-hal di sekitarmu sebagai inspirasi, loh. Tidak perlu mencari yang sulit, misal kamu melihat seonggok batu di hadapanmu, 'batu' bisa menjadi inspirasimu membuat tulisan.

Contoh tulisan lain adalah puisi. Gaya Bahasa dalam penulisan puisi cukup berbeda dengan tulisan yang lain. Puisi biasanya menggunakan kata konotatif atau kata yang bermakna kias. Contoh puisi yang mudah dibuat adalah puisi teknik akrostik. Artinya puisi tersebut diciptakan dari satu atau banyak kata.

Kamu bisa membaca contoh puisi akrostik dari kata 'RINDU' di bawah ini:

Relung hatiku masih menyimpan rindu
Inikah yang kau katakan dulu?
Namamu selalu terpatri dalam memoriku
Dalam suka atau dukaku
Untukku, mungkinkah ini karma darimu?

Puisi menggunakan Teknik akrostik bisa dibuat ketika kamu terpikirkan satu kata dalam benakmu, korelasikan dengan suasana hatimu saat itu, buatlah tema puisinya, dan rangkailah kata demi kata sehingga menciptakan larik-larik puisi yang indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun