Mohon tunggu...
Ainur Rohman
Ainur Rohman Mohon Tunggu... Nelayan - Pengepul kisah kilat

Generasi pesisir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Langit-langit Itu

14 November 2018   23:15 Diperbarui: 15 November 2018   08:20 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia pacar orang!" jawab laki-laki itu pelan.

"kakek'ane!" maki Jarwi dibarengi dengan tendangan ke pinggul laki-laki itu hingga roboh dan basah dengan air laut. Jarwi ketawa terpingkal-pingkal.

"Jancuk! blog--goblok!" makian Jarwi semakin menjadi-jadi dan bringas, seakan belum puas untuk mengumpat.

Laki-laki itu basah kuyup oleh air asin, kini duduk di batu karang, ia masih diam dan belum juga ada isyarat untuk kembali bersuara. Jarwi pergi meninggalkan laki-laki itu larut dalam usahanya mencerna perasaan yang tumpes.

Pada langkah ke sepuluh, perasaan Jarwi tak enak, ia menoleh ke belakang. "Bajingan, mau minum bir gak?"

"Mau." jawab laki itu singkat dan malu-malu. Jarwi ketawa lagi, tentu saja sambil memaki-maki. "Jancuk, jancuk! lekas berdiri lah."

Dan kedua makhluk aneh itu kembali ke kampung surga. Mencari-cari kedai yang jual bir. Berjalan tak tentu arah dari satu kedai ke kedai lainnya.

"Jamput, kamu ini sebenarnya tahu apa tidak warung yang jualan bir."sergah laki-laki itu.

"Sudah jangan crewet!"tangkis Jarwi membungkam mulut laki-laki itu.

Kedua manusia aneh itu kembali menyusuri tiap lorong kampung, berharap dapat berkah dan ilham dari langit untuk dipertemukan dengan kedai penjual bir. Dan laki-laki itu merasa tubuh lelah berjalan, batinnya hendak berontak tapi selalu diurungkan. Dia menyandarkan tubuhnya di tembok rumah warga, duduk selonjoran, menikmati kelelahan barang satu-dua menit.

"Kenapa malah duduk-duduk santai?" tanya Jarwi keheranan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun