Sonya langsung menutup pintu, tapi sebelum itu Sonya terusik dengan tatapan sayu Alena dan akhirnya pintunya tertutup rapat.
Kutipan diatas (halaman 295-307). Konflik ini terjadi karena, Alena diusir dari rumah oleh papahnya, karena telah mencuri uang dari brankas milik papahnya. Alena membutuhkan uang itu untuk biaya perawatan penyakitnya, penyakit yang sangat mematikan. Alena butuh uang lebih banyak, makanya dia harus mencuri beberapa uang, tindakannya memang salah tapi dia tidak bisa melakukan apapun selain mencuri. Tapi Alena tidak mengatakan tentang penyakitnya, dia hanya mengatakan butuh uang itu, tetapi Dimas tidak peduli dan menarik Alena keluar dari rumahnya dengan kasar.
2. Â Konflik antara Suami Istri
"Benar, kalian berdua itu sama saja, belum bisa menerima Alena sebagai anak dari pernikahan kalian dulu, makanya kami ingin membicarakan hal tersebut, apa alasan kalian sehingga membenci Alena? Alena tidak bersalah," jawab Kakek.
"Kalian pikir kami tidak tahu perbuatan kalian pada Alena? Seringkali mulut kalian itu berkata kasar pada darah daging kalian sendiri, apa kalian tidak punya rasa kasih sayang untuk Alena?" tambah Nenek.
"Kami tidak saling mencintai. Itu alasan kami tidak bisa menyayangi Alena," jawab Dimas.
"Benar, saya dan dia tidak saling mencintai, lalu apa gunanya saya memberikan anak itu kasih sayang? Toh, dia juga sudah bisa mengurus hidupnya sendiri," tambah Sonya.
Kutipan diatas menggambarkan konflik suami istri. Konflik ini terjadi, karena Dimas dan Sonya dijodohkan di masa lalu tetapi mereka tidak saling mencintai, Alena hadir di dunia ini karena tuntutan orang tua Dimas. Hingga akhirnya, mereka bercerai dan kembali bersama orang yang mereka cintai, lalu Alena lah yang menjadi korban hak asuh anak jatuh pada Dimas.
Dimas mengalami kecelakaan hendak ingin pulang ke rumah. Seketika ia teringat akan perbuatannya yg buruk selama ini terhadap Alena. Dia menyesal sangat menyesal, dia berjanji jika dia selamat dari kecelakaan ini, dia akan menyayangi anak itu. Dia akan memberikan semua kasih sayang seorang ayah. Kesadaran Dimas perlahan menghilang, semuanya gelap. Hidup dan mati hanya Tuhan yang tahu bagaimana takdirnya setelah ini. "Maafkan papa, Alena."
Alena terkejut melihat keberadaan Dimas di rumah sakit. Alena menangis melihat keadaan Dimas, papanya pasti menderita karena tidak bisa melihat lagi.