Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Sumatera utara dengan luas tanam 11.374 ha, dengan produksi sebesar 7007,09/ton dengan produktifitas 0,296 ton/ha. Tetapi petani kopi di kabupaten Humbang Hasundutan khusus nya di daerah Dolok sanggul dan Pollung dalam hal pemupukan masih menunggu pupuk subsidi untuk melakukan pada tanaman kopi. Oleh karena itu untuk penggunaan pupuk organik dari kulit kopi adalah solusinya.
Ainun Najib dan David Ndaru Aji Pramudya merupakan mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur yang sedang mengikuti program magang Bertani Untuk Negeri yang dilaksanakan oleh Yayasan Edu Farmers. Kegiatan pembuatan pupuk organik ini dilaksanakan dengan cara sekolah lapang yang dimana dilaksanakan pada tanggal 26 April 2024. Kegiatan ini diawal i dengan melakukan observasi di lahan petani lalu berdiskusi tentang tanah yang kurang subur akibat kurangnya pupuk. Selanjutnya kami langsung mempraktekkan cara pembuatan pupuk organik dari kulit buah kopi.
Proses pembuatan pupuk organik dari biji kopi melibatkan beberapa tahap. Pertama, biji kopi yang tidak terpakai dikumpulkan dan dikeringkan. Setelah itu, biji kopi dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil untuk mempercepat proses dekomposisi. Bahan-bahan organik lainnya, seperti sisa sayuran, dedaunan, dan kotoran hewan, ditambahkan untuk memperkaya kandungan nutrisi pupuk.
Kemudian, campuran ini diolah melalui proses pengomposan dengan pengaturan suhu, kelembaban, dan aerasi yang tepat. Proses ini memakan waktu sekitar 2-3 bulan hingga pupuk organik siap digunakan. Hasilnya adalah pupuk yang kaya akan nutrisi dan mikroorganisme yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.
Antusias petani membantu jalannya kegiatan sekolah lapang ini dengan baik. Petani juga sangat semangat untuk mengikuti segala rangkaian kegiatan, ditambah lagi juga mendapatkan pengetahuan yang baru untuk diaplikasikan ke lahan para petani dan mendapatkan solusi untuk tanaman kopi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H