Mohon tunggu...
Ainun Najib
Ainun Najib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka dengan dunia olahraga yaitu volly karena sehari2 saya bermain volly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Pupuk Organik (Kompos) dari Kulit Buah Kopi oleh Mahasiswa MSIB di Kabupaten Humbang Hasudutan

28 Juni 2024   11:30 Diperbarui: 28 Juni 2024   12:46 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di Sumatera utara dengan luas tanam 11.374 ha, dengan produksi sebesar 7007,09/ton dengan produktifitas 0,296 ton/ha. Tetapi petani kopi di kabupaten Humbang Hasundutan khusus nya di daerah Dolok sanggul dan Pollung dalam hal pemupukan masih menunggu pupuk subsidi untuk melakukan pada tanaman kopi. Oleh karena itu untuk penggunaan pupuk organik dari kulit kopi adalah solusinya.

Ainun Najib dan David Ndaru Aji Pramudya merupakan mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur yang sedang mengikuti program magang Bertani Untuk Negeri yang dilaksanakan oleh Yayasan Edu Farmers. Kegiatan pembuatan pupuk organik ini dilaksanakan dengan cara sekolah lapang yang dimana dilaksanakan pada tanggal 26 April 2024. Kegiatan ini diawal i dengan melakukan observasi di lahan petani lalu berdiskusi tentang tanah yang kurang subur akibat kurangnya pupuk. Selanjutnya kami langsung mempraktekkan cara pembuatan pupuk organik dari kulit buah kopi.

Dokumen Sendiri
Dokumen Sendiri

Proses pembuatan pupuk organik dari biji kopi melibatkan beberapa tahap. Pertama, biji kopi yang tidak terpakai dikumpulkan dan dikeringkan. Setelah itu, biji kopi dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil untuk mempercepat proses dekomposisi. Bahan-bahan organik lainnya, seperti sisa sayuran, dedaunan, dan kotoran hewan, ditambahkan untuk memperkaya kandungan nutrisi pupuk.

Kemudian, campuran ini diolah melalui proses pengomposan dengan pengaturan suhu, kelembaban, dan aerasi yang tepat. Proses ini memakan waktu sekitar 2-3 bulan hingga pupuk organik siap digunakan. Hasilnya adalah pupuk yang kaya akan nutrisi dan mikroorganisme yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.

Antusias petani membantu jalannya kegiatan sekolah lapang ini dengan baik. Petani juga sangat semangat untuk mengikuti segala rangkaian kegiatan, ditambah lagi juga mendapatkan pengetahuan yang baru untuk diaplikasikan ke lahan para petani dan mendapatkan solusi untuk tanaman kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun