Mohon tunggu...
Ainun Nadlifah
Ainun Nadlifah Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas di SD Negeri Jombatan 2

CGP Angkatan 10 kelas 266 A

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 3.1

13 Agustus 2024   21:05 Diperbarui: 13 Agustus 2024   21:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RANGKUMAN PEMBELAJARAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

KEGIATAN PEMANTIK

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).Bob Talbert.

Dari kutipan di atas,sangat tepat sekali dan mencerminkan keterhubungan dari pelaksanaan program Guru Penggerak yang sudah saya laksanakan di angkatan 10 ini pada pembelajaran di kelas,bahwa mengajarkan anak berhitung dan membaca (calistung)  itu penting sebagai kemampuan dasar dalam memahami permasalahan kehidupan sehari-hari,akan tetapi Mengajarkan nilai-nilai budipekerti (budaya positif) pada anak untuk membentuk karakter agar anak mengetahui yang baik/yang benar jauh lebih berharga karena bagian dari kualitas jiwa manuasia yang punya harkat derajat dan martabat sebagai manusia yang selamat dan bahagia.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita karena kita memutuskan berdasarkan nilai2 yang kita percaya sehingga keputusan itu akan dapat berdampak pada diri sendiri orang lain,dalam organisasi ataupun masyarakat.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai pemimpin pembelajaran di kelas kita bisa menjadi teladan yaitu Pemimpin harus menjadi contoh bagi murid-muridnya. Dengan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan, pemimpin dapat menginspirasi murid-muridnya. Dan memfasilitasi lingkungan belajar yang aman ,nyaman dan Bahagia sehingga murid-murid mudah untuk bereksplorasi dan mengembangkan diri.

Sebagai pemimpin pembelajaran di kelas kita bisa mengajak diskusi karena dapat membantu murid-murid mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mengambil keputusan yang baik dan bersikap terbuka.

Sebagai pemimpin pembelajaran di kelas kita bisaMengintegrasikan nilai-nilai dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran matematika, murid-murid dapat belajar tentang pentingnya ketelitian dan kejujuran.

Selama mempelajari modul pada CGP Angkatan 10 ini jika dikaitkan dengan kutipan dari 

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~ bahwa :

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

Pada modul 1.1 sampai modul 3.1 ini mengarahkan dan membelajarkan bahwa pendidikan dan pembelajaran di sekolah (lingkungan sekolah) akan membentuk karakter siswa yang punya karakter yang kuat untuk berbudaya dan berperilaku manusiawi ,berbudi pekerti yang luhur untuk lebih bermartabat.

PERTANYAAN PEMANTIK

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka (3 semboyan) sangat relevan dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin. Konsep 1. ing ngarso sung tulodo (di depan menjadi contoh)2. ing madya mangun karso (di tengah membangun semangat), dan 3 tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan)mengajarkan kita untuk menjadi pemimpin yang inspiratif, partisipatif, dan mendukung. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh yang baik, melibatkan semua pihak, dan memberikan dukungan yang diperlukan.

2.Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam ada pada diri kita akan sangat mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita gunakan dalam pengambilan keputusan. Misalnya, kita selalu mengutamakan dan menjunjung tinggi kejujuran, maka kita akan selalu berusaha mengambil keputusan yang jujur. Nilai-nilai seperti empati, keadilan, dan tanggung jawab juga akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak dalam menghadapi suatu masalah.

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, di perlukan kualitas kesadaran diri (self-awareness), kemampuan mengelola diri (self-management), pemahaman terhadap aspek sosial (social awareness), dan keterampilan berinteraksi sosial (relationship skills) sangat mendukung dalam menerapkan prinsip "Tut wuri handayani." Seorang pendidik dapat mendorong semua anggota sekolah, baik secara moral maupun materi, dengan nilai-nilai moral yang mereka percaya dan tercermin dalam setiap keputusan yang mereka ambil, termasuk nilai-nilai seperti kebaikan,kebenaran  dan integritas yang tercermin dari tindakan, kebijakan yang mereka putuskan.

3.Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Berkaitan dengan pembahasan tentang Coaching,sangat penting seorang pemimpin dalam kepemimpinannya memilki kemampuan ketrampilan dasar Coaching.Sebagai pendidik, guru perlu memiliki kemampuan coaching karena selama proses pembelajaran,  melalui kegiatan coaching yang dilakukan oleh Guru terbukti sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman. 

Keputusan yang dibuat dengan teknik coaching yang mengedepankan etika dan nilai kebajikan, serta sesuai dengan visi dan misi sekolah yang berfokus pada kesejahteraan murid dan menciptakan budaya positif, memberikan hasil yang baik. 

Teknik coaching ini dilakukan dengan prinsip kesetaraan, sehingga tidak terasa menggurui dan justru menciptakan kenyamanan. Hal ini memungkinkan coach untuk mengidentifikasi masalah dan mengajukan pertanyaan yang relevan kepada coachee, sementara coachee merasa nyaman untuk membahas kendala dan bersama-sama mencari solusi. Semua ini berkat kemampuan coach sebagai pendengar yang baik dalam mengurai masalah melalui pertanyaan yang tepat. Dengan kegiatan guru dapat lebih efektif mengatasi masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai seorang coach yang baik, guru memiliki harapan besar terhadap kualitas siswanya, yang mendorong siswa untuk menjalankan tugas dan kewajiban mereka di sekolah dengan lebih optimal.

4.Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dengan kesadaran diri (self-awareness) yang baik, guru dapat mengambil keputusan yang lebih objektif dan bijaksana, maka guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya sebelum membuat keputusan. 

Selain itu, kemampuan mengelola diri (self-management) yang baik juga harus dimiliki guru dalam upaya untuk mengelola emosi diri dan mengendalikan diri dalam berbagai situasi. Kompetensi lainnya adalah kesadaran sosial (social awareness),dan keterampilan berelasi sosial (relationship skills) perlu dimilki agar mampu memahami sudut pandang dan berempati dengan orang lain. Kompetensi di atas apabila dipadukan dengan keterampilan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab akan mempengaruhi guru dalam mengevaluasi konsekuensi yang akan muncul, mempertimbangkan etika dan rasa aman dalam rangka mewujudkan well-being .

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Dalam pengambilan keputusan, harus selalu berpegang pada 3 prinsip dasar yaitu 

1. berpihak pada murid,

2.Nilai-nilai kebajikan dan

3 Bertanggung jawab.

Hal ini memastikan bahwa solusi yang ditemukan selalu berpihak pada siswa dari tujuan utama pendidikan. Pendidik yang terlatih dapat menganalisis situasi dari berbagai sudut pandang, memungkinkan mereka untuk dengan tepat mengidentifikasi apakah situasi tersebut merupakan dilema etika atau bujukan moral.

Ketika seorang pendidik dihadapkan pada masalah moral atau etika, nilai-nilai yang mereka percaya akan memengaruhi keputusan yang diambil. Keputusan tersebut akan mencerminkan nilai-nilai yang mereka pegang. Jika nilai-nilai tersebut positif, maka keputusan yang diambil akan sesuai dengan norma, agama, dan moral yang berlaku. Sebaliknya, jika nilai-nilai yang mereka anut tidak sesuai dengan norma dan moral, maka keputusan yang diambil cenderung bermuara pada pandangan pribadi.

pada kegiatan studi kasus masalah moral atau etika juga melatih Guru dalam mengasah ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Mereka akan dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika dan bujukan moral. Hasilnya adalah keputusan yang akurat, mampu memenuhi kebutuhan siswa, serta menciptakan lingkungan yang aman ,nyaman dan bahagia untuk semua pihak, dengan berlandaskan pada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.

6.Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Tentu saja Dalam pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang kondusif,aman dan nyaman karena keputusan itu diterima baik dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh semua pihak sehingga dampak positif lah yang nampak.

7.Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang saya hadapi  di lingkungan sekolah adalah bahwa rekan-rekan dilingkungan saya belum sepenuhnya memahami konsep arti kepentingan bersama yang menyebabkan munculnya berbagai pendapat dan pro kontra dan masih fokus pada kepentingan pribadi. 

8.Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan dalam pengajaran sangat mempengaruhi kemerdekaan belajar murid, terutama dalam menentukan kepengurusan kelas /organisasi kelas  dan rencana pembelajaran yang diferensiasi. Mengingat setiap murid memiliki kondisi kodrat dan potensi yang berbeda-beda, guru harus mampu memilih strategi yang tepat untuk mengakomodasi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pengambilan keputusan yang tepat sangat penting dalam menerapkan pembelajaran merdeka. Guru harus mampu memilih metode dan model pembelajaran yang paling sesuai dengan potensi dan kebutuhan masing-masing siswa.

9.Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai seorang Guru dan pemimpin pembelajaran di kelas dalam mengambil keputusan sangat mempengaruhi kehidupan dan sudut pandang siswa dalam mencontoh dan meneladani sikap yang guru lakukan secara tidak langsung akan membekas dan berpengaruh pada sudut pandang anak dikemudian hari.

10.Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir dari modul 3.1 sangat erat  hubungannya dengan materi pada modul sebelumnya, terutama dalam hal penerapan filosofi Ki Hadjar Dewantara (KHD), nilai-nilai kebajikan, serta hubungan antara aspek sosial-emosional yang menjadi unsur penting dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan, penting untuk selalu berpihak kepada murid, menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan, dan melaksanakan setiap keputusan dengan penuh tanggung jawab.

Sebagai seorang pemimpin, pengambilan keputusan harus didasari oleh prinsip-prinsip yang diajarkan dalam filosofi KHD, dengan tetap mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan murid. Pemimpin juga harus menerapkan nilai-nilai yang dianut oleh guru penggerak, seperti memberdayakan potensi yang ada melalui penerapan pendekatan coaching, serta memprioritaskan keterampilan sosial-emosional yang dimiliki. Dengan demikian, keputusan yang diambil akan mencerminkan komitmen terhadap perkembangan murid secara holistik, moral, sosial-emosional ,mencakup aspek akademik, moral, dan sosial-emosional, serta menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif.

11.Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dalam modul ini banyak pemahaman yang baru yaitu tentang ilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.Banyak hal yang penting /ketrampilan yang harus dikuasai dalam mengambil suatu keputusan yang baik dan benar.

12.Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum menjalani pembelajaran modul ini, pengambilan keputusan dalam situasi dilema etika hanyalah mengandalkan pemikiran dan pertimbangan pribadi,apa yang dirasa dan dipikirkan dampaknya yang terbaik dengan nilai kebenaran dan kebaikan. Saya merasa cukup yakin dengan keputusan-keputusan yang saya buat selama itu sesuai dengan aturan dan tidak merugikan banyak orang. Namun, setelah mempelajari modul ini, pemahaman saya tentang pengambilan keputusan telah berkembang secara signifikan. Saya telah diperkenalkan dengan langkah-langkah yang lebih terstruktur dan berbasis paradigma serta prinsip-prinsip etika. 

Modul ini telah memberi saya wawasan baru tentang bagaimana mengambil keputusan yang lebih tepat dalam konteks dalas kasus dilema etika. Saya belajar bagaimana paradigma dan prinsip-prinsip yang kuat dapat membimbing pengambilan keputusan yang lebih bijaksana dan etis. Praktik-praktik yang saya pelajari selama modul ini telah memperkaya keterampilan pengambilan keputusan saya dan memberikan kerangka kerja yang lebih kokoh untuk menghadapi situasi dilema etika di masa depan.

13.  Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini

Setelah mempelajari konsep dalam modul ini, ketika menghadapi suatu masalah, saya tidak lagi hanya mengandalkan intuisi pribadi. Saya berusaha menerapkan konsep dasar darimpengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan dan melibatkan berbagai pihak dalam diskusi, mengumpulkan pandangan yang berbeda, dan belajar dari pengalaman sebelumnya. Selain itu, saya selalu mengutamakan nilai-nilai kebajikan dalam setiap keputusan yang diambil, dengan tujuan akhir untuk memastikan kebaikan dan kesejahteraan murid .

14.Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya materi di modul 3.1 ini sangat penting untuk dipelajari karena memberikan landasan yang kuat dalam pengambilan keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab. Modul ini menekankan pentingnya mempertimbangkan berbagai perspektif dan memprioritaskan kepentingan bersama.Dalam modul ini, diperkenalkan 4 paradigma utama dalam dilema etika,

 yaitu 1. Kebenaran versus kesetiaan, 2. Individu versus kelompok,3.Keadilan versus belas kasih, dan 4 Jangka pendek versus jangka panjang. Keempat paradigma ini membantu individu dalam memahami kompleksitas dilema yang sering dihadapi dan bagaimana mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat.

Selain itu, modul ini juga menyoroti 3 prinsip utama dalam pengambilan keputusan:

1. prinsip hasil akhir, 2.prinsip aturan universal, dan3.prinsip perhatian penuh pada manusia.

 Ketiga prinsip ini memberikan kerangka kerja yang jelas untuk menilai konsekuensi dari keputusan yang diambil, memastikan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada nilai-nilai yang kokoh dan mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain.

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip ini dan menerapkan sembilan langkah pengambilan keputusan yang diajarkan dalam modul, diharapkan individu akan lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang diambil. Modul ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga melatih individu untuk berpikir secara mendalam dan mempertimbangkan segala aspek sebelum membuat keputusan, yang pada akhirnya akan membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

                                                                                                                                                                                                                         Jombang,13 Agustus 2024

                                                                                                                                                                                                                             AINUN NADLIFAH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun