* Salah mengucapkan kata dengan kata lain, meskipun kata yang diganti tidak memiliki arti yang berarti dalam teks yang dibaca.
* Buat sendiri kata-kata yang tidak berarti.
* Abaikan tanda baca.
Manifestasi disleksia pada anak disleksia adalah sebagai berikut:
* Penambahan suku kata, misalnya batu menjadi baltu.
* Menghilangkan (menghilangkan) huruf pada suku kata, misalnya masak menjadi titik.
* Membalikkan huruf, kata, atau angka dengan arah terbalik/cermin, seperti memotong dadu menjadi babu.
* Membalikkan (mundur) bentuk huruf, kata, atau angka, misalnya papa menjadi qaqa.
* Mengubah huruf atau angka (penggantian), seperti lupa menjadi luga, 3 menjadi 8.
Salah satu penyebab anak disleksia terhambat dalam pemrosesan bahasa adalah karena konsentrasi saraf yang terhubung atau kemacetan lalu lintas sinyal saraf, yang membuat waktu transmisi informasi antar saraf lebih lama. Berikut hasil scan FMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging) anak disleksia saat menghadapi aktivitas membaca.
Para ahli percaya bahwa disleksia lebih disebabkan secara genetik dari etiologi, dan 23% hingga 64% orang tua atau kerabat dengan disleksia sering menjadi penyebab disleksia yang diturunkan melalui kromosom. Temuan ini merupakan salah satu signifikansi tanda-tanda disleksia pada anak disleksia, yang dapat ditelusuri kembali ke orang tua atau kerabat yang juga mengalami disleksia.