Mohon tunggu...
Ainun Aini
Ainun Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hanya ridho-Nya yang kami cari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

sejarah munculnya pemikiran murjiah dan sekte - sektenya

10 Oktober 2024   04:41 Diperbarui: 10 Oktober 2024   04:57 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Murjiah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam yang muncul sebagai reaksi terhadap berbagai aliran lain, terutama dalam konteks perdebatan mengenai iman dan amal. Istilah "Murjiah" berasal dari kata "irja'" yang berarti menangguhkan atau mengulur, yang merujuk pada keyakinan bahwa iman seorang Muslim tidak tergantung pada amal perbuatannya.

Murjiah muncul pada abad pertama dan kedua Hijriah, terutama sebagai respons terhadap kontroversi politik dan teologis yang terjadi di kalangan umat Islam, terutama setelah peristiwa fitnah (perang saudara) yang melibatkan Ali dan Muawiyah.

Pendirian Murjiah banyak dipengaruhi oleh sikap toleran terhadap perbedaan dalam kalangan umat Islam. Aliran ini menekankan bahwa iman adalah inti dari keislaman, dan amal tidak dapat mengurangi nilai iman itu sendiri.

Tokoh Utama: Beberapa tokoh penting dalam pemikiran Murjiah adalah:

Al-Hassan al-Basri: Dikenal sebagai salah satu pemikir awal yang memiliki pandangan serupa.

Al-Mu'tazilah: Meskipun berbeda, beberapa konsep Murjiah juga dipengaruhi oleh aliran ini.

Perkembangan Pemikiran Murjiah

Klasifikasi: Dalam perkembangannya, Murjiah terbagi menjadi beberapa cabang, dengan berbagai penekanan pada aspek tertentu, seperti pentingnya niat dalam beramal.

Pengaruh dalam Teologi: Pemikiran Murjiah memberikan pengaruh pada perkembangan teologi Islam, khususnya dalam pengertian tentang hubungan antara iman dan amal. Mereka berargumen bahwa iman adalah sebuah keyakinan yang tidak dapat hilang meskipun seseorang melakukan dosa besar.

Respon terhadap Aliran Lain: Murjiah berfungsi sebagai penyeimbang terhadap aliran lain, seperti Khawarij yang menekankan bahwa amal adalah syarat mutlak untuk keimanan.

Relevansi Kontemporer: Meskipun tidak sepopuler aliran lain, pemikiran Murjiah tetap relevan dalam diskusi tentang toleransi, keberagaman, dan pengertian iman dalam konteks modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun