Dalam menggunakan media sosial sebaiknya diisi dengan hal-hal yang berbau positif, bukan informasi yang menebar unsur SARA dan kebencian. Medsos sebetulnya bisa menjadi ladang bisnis, ajang silaturahmi, berbagi resep makanan, dan lebih baik lagi ketika membagikan konten yang berbau pendidikan untuk anak-anak.
Selain itu, hal yang juga sangat penting kita perhatikan adalah pemilihan pertemanan. Jangan asal menerima permintaan pertemanan begitu saja. Cobalah untuk berselancar ke kronologinya, memerhatikan status-statusnya. Jika yang dia bagikan merupakan hal-hal yang bermanfaat silakan konfirmasi, namun jika dari postinganya ada banyak konten-konten negatif sebaiknya kita menghindarinya.
Jangan Asal Share Â
Mudahnya kita mendapatkan informasi melalui medsos bukanlah hal yang perlu dibanggakan. Sebab, kebanyakan dari informasi itu bersifat hoaks atau bohong. Akhir-akhir ini semakin banyak media-media online yang bertebaran di beranda akun kita. Menyajikan berbagai informasi terkini namun belum tentu kevalidannya adalah 100%. Informasi yang be
lum valid ini tak jarang langsung dicerna mentah oleh warganet dan langsung membagikan ke akun pribadinya. Sehingga jadilah mata rantai yang terus dibagikan. Bagaimana jika yang kita share itu adalah informasi yang bersifat provokasi? Berita yang dapat memecah belah persatuan atau pun agama?
Seperti contoh yang paling trending tahun 2018 adalah berita hoaks Ratna Serumpaet. Akibat berita ini banyak warganet yang saling menghakimi antara kubu satu dengan kubu yang lain.Â
Untuk itu mulai 2019 ini sebelum jempol kita menekan tombol share/bagikan, sebaiknya kita memastikan kebenaran informasi dan berita itu melalui situs-situs resmi. Selain itu untuk bisa menyelamatkan diri dari gempa informasi di media sosial kita mesti membatasi waktu dan bijak dalam bermedia sosial. Sekian.
salam Jariah's
Note:Â
Tulisan Ini telah dimuat di koran cetak Tribun Timur edisi 3 Januari 2019 dalam rubrik Opini.