Tongtek
Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat Islam diseluruh dunia karena bulan Ramadhan adalah bulan yang suci dan penuh keberkahan.
Di bulan Ramadhan terdapat beberapa aktivitas yang tidak bisa dilaksanakan pada selain bulan Ramadhan, seperti halnya sholat tarawih, buka bersama, tongtek atau ada yang menyebutnya tonglek, dan lain sebagainya.Â
Sholat tarawih yang dilaksanakan setelah sholat isya', buka bersama yang seakan-akan menjadi agenda wajib dari berbagai kalangan, dan tongtek yang sudah menjadi tradisi masyarakat setempat untuk membangunkan warga dengan menggunakan alat kentongan dari bambu dan alat music lainnya.
Istilah "tongtek atau tonglek" diambil dari dua buah suku kata yaitu thong dan lek. Nama thong diambil dari nama kenthongan sedangkan nama lek diambil dari bahasa Jawa "melek" yang artinya terjaga.Â
Jadi tongtek adalah musik yang berasal dari kenthongan bambu yang dipukul dengan berbagai teknis agar menghasilkan bunyi yang teratur untuk membangunkan orang sahur pada bulan Ramadhan.
Pada awal kemunculannya yakni pada tahun 1972, Â tradisi tongtek hanya dimainkan dengan menggunakan alat tradisional kenthongan saja.Â
Tetapi dalam perkembangannya, warga setempat mulai menggunakan kaleng biscuit, kaleng cat, bedug, galon air, bahkan ada juga yang memakai peralatan marching band berupa terompet, perkusi, bass drum, hingga marching bells.Â
Masyarakat berlomba-lomba untuk menghasilkan tongtek dengan irama yang indah karena pada akhir Ramadhan biasanya akan diadakan festival tongtek disetiap masing-masing daerah.
Pada umumnya, tongtek hanya diikuti oleh anak-anak atau para pemuda. Hal tersebut dikarenakan waktu pelaksanaannya yang tidak bisa diikuti oleh para pemudi.Â
Tongtek mulai diaksikan sekitar pukul 01.00-03.00 WIB dini hari. Para pemuda berkeliling desa dengan berjalan kaki bersama dengan menggunakan peralatan tongtek.Â
Bahkan tidak banyak dari para pemuda yang ikut menambahkan dengan nyanyian-nyanyian atau sholawatan bersama sesuai dengan instrument tongtek yang telah dibuat.
Meski mayoritas masyarakat menyukai tongtek terlebih dari kalangan anak-anak atau pemuda desa, tetapi tradisi tongtek terkadang mendapatkan respon yang kurang baik dari warga setempat dikarenakan waktu membangunkan sahur yang terlalu awal, sedangkan kesunnahan dalam islam adalah untuk mengakhirkan makan sahur. Ada juga yang merasa terganggu dengan petasan-petasan yang dinyalakan dalam selingan tongtek.
Bagaimanapun juga tradisi tongtek  harus dilestarikan meskipun anak-anak dan pemuda desa sekarang lebih banyak yang suka main game atau main smartphone.Â
Tentunya dengan tradisi tongtek yang tidak mengganggu masyarakat sekitar. Dengan melaksanakan tongtek pada pukul 03.00 WIB, tidak menyalakan petasan, dan tidak menggunakan orkes sebagai alat music tongtek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H