Lingkungan, dalam pengertian umum, merujuk pada kesatuan ruang yang mencakup segala hal, baik itu benda, daya, kondisi, maupun makhluk hidup, termasuk manusia beserta perilaku mereka. Lingkungan ini memiliki dampak signifikan terhadap kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Sementara itu, lingkungan sosial mengacu pada interaksi antara masyarakat dengan lingkungannya, yang juga terdiri dari makhluk sosial atau manusia. Lingkungan sosial ini berperan dalam membentuk sistem pergaulan yang memiliki peran penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Interaksi antara individu atau masyarakat dengan lingkungan sosialnya adalah hal yang lazim terjadi.
- Ruang Lingkup Lingkungan Sosial
- Keluarga
Keluarga adalah kelompok primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang yang memiliki hubungan searah. Bentuk keluarga bisa menjadi keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Menurut Ki Hajar Dewantoro, lingkungan kehidupan dalam keluarga merupakan tempat terbaik untuk memberikan pendidikan individu dan sosial.
Keluarga merupakan institusi pendidikan yang sangat kuno dan tidak resmi, yang pertama kali dan paling awal dialami oleh seorang anak. Ini juga merupakan lembaga pendidikan yang berakar pada kodrat, di mana orang tua bertanggung jawab untuk merawat, melindungi, dan mendidik anak-anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Pendidikan dalam keluarga memiliki beberapa fungsi yang meliputi:
- Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
- Menjamin kehidupan emosional anak.
- Menanamkan dasar pendidikan moral
- Memberikan dasar pendidikan sosial.
- Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak
- Sekolah
Tidak semua aspek pendidikan dapat dipenuhi oleh orang tua di dalam lingkungan keluarga, terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan. Oleh karena itu, anak-anak dikirim ke sekolah- sekolah formal. Sekolah merupakan lembaga yang secara khusus didesain untuk melaksanakan proses pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat, semakin signifikan peran sekolah dalam menyiapkan generasi muda sebelum mereka terlibat dalam proses pembangunan masyarakat. Sekolah memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak-anak selama mereka berada di bawah pengawasannya. Dalam proses sosialisasi, siswa mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola nilai tingkah laku dan Standar perilaku di lingkungan di mana seorang siswa berada, terutama di sekolah, adalah hal yang penting. Seperti yang dijelaskan dalam Kamus Standar Bahasa Indonesia, "Lingkungan sosial sekolah merujuk pada sekitar bangunan atau lembaga tempat belajar dan mengajar, serta tempat penerimaan dan pemberian pelajaran sesuai dengan tingkatannya.15
- Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat mengacu pada lingkungan di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang diterima dalam masyarakat dimulai setelah anak-anak meninggalkan asuhan keluarga dan berinteraksi dengan lingkungan di luar sekolah. Oleh karena itu, pengaruh pendidikan dari masyarakat ini tampaknya lebih luas. Dalam masyarakat, pendidikan mencakup beragam aspek, termasuk pembentukan kebiasaan, pemerolehan pengetahuan, pembentukan sikap dan minat, serta pembentukan nilai-nilai kesusilaan dan keagamaan. Hubungan antara masyarakat dan pendidikan dapat dianalisis dari tiga perspektif, yaitu:
- Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan
- Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat.
- Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang (by design), maupun yang dimanfaatkan (utility).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep lingkungan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman  nilai-nilai pendidikan agama Islam. Lingkungan sosial mencakup interaksi antara guru dan siswa, dan jika interaksi ini berjalan dengan baik, maka akan terjadi saling pengaruh antara guru dan siswa. Hal ini memungkinkan guru untuk membimbing anak-anak dengan memberikan motivasi yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembaruan Islam bagaimanapun yang mau dilakukan sekarang ini, mestilah dimulai dengan pendidikan, sebab pendidikan merupakan kunci yang membuka pintu ke arah modernisasi. Karena itu, para pemikir pendidikan Islam, perlu menelaah kembali pendidikan Islam baik secara restrospektif maupun prospektif. Retrospektif yakni tentang proses perubahan-perubahan bentuk kependidikan pada masa lampau sedangkan prospektif yakni tentang proses perubahan-perubahan bentuk kependidikan pada masa yang akan datang.
Dari berbagai upaya pembaruan pendidikan Islam yang telah berlangsung di hampir seluruh kawasan dunia Muslim selama  ini, kelihatannya memang belum sepenuhnya berjalan sesuai tuntutan perkembangan dan tuntutan pembaruan itu sendiri. Untuk sekedar menyebut contoh yang kurang tersentuh, selama ini nampaknya pada aspek metode. Selama ini, pendidikan Islam berlangsung dengan metode dalam penekanan yang dominan pada sisi memori dan kurang sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Azyumardi Azra, 2000 Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu), Cet II, hal 56-57.