Kemerosotan moral atau yang sering kita dengar dengan istilah 'dekadensi moral' sekarang ini tidak hanya melanda kalangan dewasa, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar yang menjadi generasi penerus bangsa. Orang tua, guru, dan beberapa pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, agama dan sosial banyak mengeluhkan terhadap perilaku sebagian pelajar yang berperilaku di luar batas kesopanan. Akhlak mulia seperti sopan santun, menghormati yang lebih tua dan mengasihi yang lebih muda sudah mulai terkikis oleh penyelewengan, penrtikaian, permusuhan, penindasan, saling menjatuhkan, penganiayaan, dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya, tidak lagi ada tata krama yang baik.
Â
PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI
Â
Pandemi telah memberikan banyak dampak dalam berbagai bidang, salah satunya yaitu pendidikan. Kegiatan pembelajaran tidak terlaksana seperti biasa di ruang kelas, tetapi pendidikan dilakukan secara jauh atau yang biasa di sebut dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kegiatan ini juga didukung oleh pemerintah dengan menyediakan fasilitas teknologi yang mendukung pembelajaran online seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom dan aplikasi lainnya yang dapat menunjang pembelajaran. Pemerintah juga menyediakan bantuan kuota setiap bulannya bagi pelajar dan pengajar yang diberikan sesuai dengan tingkatan pendidikan.
Pembelajaran jarak jauh tentu saja menimbulkan paradigma baru dalam berfikir, yaitu peran pendidik yang bertugas sebagai fasilitator dan pelajar dituntut aktif dalam belajar meskipun secara daring. Hal tersebut juga menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menarik. Pelajar juga harus melakukan timbal balik dengan berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan hubungan timbal balik tersebut, tentu saja akan menciptakan komunikasi antara guru dan pelajar dengan baik.
Namun terdapat pula faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, seperti yang dilansir pada jabar.kemenag.go.id, diantaranya:
Pertama, penguasaan teknologi yang masih rendah. Harus diakui bahwa tidak semua guru paham mengenai teknologi terutama guru yang lahir pada tahun 1980an ke bawah. Dimana di masa mereka penerapan teknologi belum dilakukan secara masif, hal tersebut menuntut guru harus siap mengikuti perkembangan zaman dan perubahannya.
Kedua, keterbatasan sarana dan prasarana. Kepemilikan perangkat teknologi juga menjadi masalah tersendiri dalam pembelajaran jarak jauh. Sudah menjadi rahasia umum bahwa tingkat kesejahteraan guru masih rendah. Hal tersebut juga terjadi pada pelajar karena tidak semua orang tua mereka mampu memberikan fasilitas teknologi kepada anak-anaknya.
Ketiga, jaringan internet. Dalam pembelajaran jarak jauh tidak dapat terlepas dari penggunaan internet. Tidak semua daerah memiliki akses internet yang stabil karena dipengaruhi oleh letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler
Metode pembelajaran ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Perkembangan zaman menuntut perubahan peradaban, hal ini berdampak pada cara atau metode pembelajaran yang biasa dilakukan.