Mohon tunggu...
Nur Aini
Nur Aini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fenomena Quarter Life Crisis dan Loneliness pada Pemuda

9 Desember 2021   15:10 Diperbarui: 9 Desember 2021   15:12 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh : Nur Aini 

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Pemuda berusia 20 tahunan sering merasa kegalauan untuk menentukan arah dan pilihannya. Dalam perspektif sosiologi, pemuda adalah individu yang terwarisi masa lalu dan terbebani masa depan. Pemuda menurut WHO adalah seseorang yang berusia 10-24 tahun. Hidup di usia 20 tahun di mana di usia tersebut pemuda beralih dari remaja menuju dewasa. 

Menurut Erikson, di masa remaja muncul tahap difusi identitas. Selama masa remaja masalah identitas yang mencuat seperti muncul pertanyaan-pertanyaan "siapakah aku?", "apa kemampuanku?", dan "kemana tujuan hidupku?". Disfusi identitas ini menggambarkan masa kecemasan, tekanan pencarian identitas, dan pemaksaan diri untuk mengembangkan seperangkat alat personal dan arah hidup.

Ketika memasuki masa dewasa awal, individu dituntut untuk menjadi dewasa, menjadi pribadi yang mandiri, menentukan jalan hidupnya sendiri. Ditahap ini, individu mulai menemui banyak masalah dalam hidupnya, ketegagangan, emosional, serta perubahan nilai-nilai untuk menyesuaikan diri pada pola hidupnya (Hurlock, 2012). Sebagian individu akan mengalami rasa khawatir dan ketakutan ketika memasuki usia dewasa awal, dimana disebut dengan masa krisis.

Ekspektasi dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pemuda terasa lebih berat dari sebelumnya. Fenomena ini sering disebut dengan quarter life crisis. Quarter life crisis adalah proses pencarian jati diri untuk orang-orang yang sedang memasuki usia dewasa awal. Pemuda yang dalam fase ini akan mengalami kondisi krisis emosional yang melibatkan perasaan seperti depresi frustasi terjebak dalam kecemasan yang tidak berujung tidak bahagia, bingung, ketakutan dan merasa sulit untuk keluar dari emosi tersebut.

Menurut Robbins & Wilner (2001), Quarter life crisis merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami krisis seperti mengalami kebimbangan dalam mengambil keputusan, merasa putus asa, memiliki penilaian negatif terhadap diri, merasa terjebak dalam kehidupan yang dijalani, merasa cemas terhadap masa depan, tertekan akan tuntutan, dan memiliki kekhawatiran terhadap relasi interpersonal.

Mereka yang sedang memasuki usia 20an diberi julukan sebagai "twentysomethings", yakni individu yang baru saja meninggalkan zona nyaman dalam hidupnya dan mulai memasuki real-life.

Kondisi quarter life crisis bukan merupakan hal yang baik, mengingat dampak yang dirasakan oleh pemuda yang tidak mampu keluar dari fase tersebut. Mereka yang terjebak, akan merasa tidak berdaya, meragukan diri sendiri, takut gagal, dan insecure tentang tujuan hidup mereka. Factor penyebab terjadinya quarter life crisis bisa disebabkan salah satunya oleh realitas yang tidak sesuai dengan harapan. Hal itu menimbulkan rasa ketidakpuasan dalam diri.

Selain realitas yang tidak sesuai harapan, ada factor lain salah satunya dalam hal terkait hubungan seperti percintaan. Dalam prosesnya, terdapat beberapa fase, salah satunya yaitu dimana pemuda yang mengalaminya akan menarik diri dari lingkungan sekitarnya serta aktivitas yang biasa dijalani (Robinson & Wright, 2013).

Individu yang terjebak pada fase menarik diri dari lingkungannya, berpotensi mengalami loneliness. Loneliness merupakan kondisi tidak menyenangkan yang dirasakan seseorang ketika seseorang tidak mampu memenuhi hubungan sosial seperti yang diharapkan. Quarter life crisis merupakan kondisi yang dapat mendorong seseorang menarik diri dari sekitarnya yang berpotensi mengarah pada loneliness.

Adanya kesenjangan antara harapan dan realitas atas hubungan yang dimiliki seseorang dapat mengarahkan pada kondisi yang tidak menyenangkan  yang disebut loneliness (Perlam & Peplau, 1981). Ditinjau dari jenis hubungan yang dimiliki, terdapat beberapa tipe loneliness yaitu romantic emotional loneliness, family emotional loneliness, serta social loneliness (DiTommaso & Spinner, 1993).

Di era milenial, dan seiring berkembangnya zaman, pemuda dituntut harus lebih aktif, kreatif, dan inovatif mengingat daya saing dan kompetisi yang semakin kuat. Seperti dalam teori transformasi diri, pemuda harus bertransformasi sesuai dengan perkembangan zaman. Bertanggung jawab sepenuhnya pada diri sendiri serta pengendalian emosi merupakan aspek yang penting dalam proses menjadi orang dewasa. 

Teori sosiologi tentang pemuda, yaitu teori transformasi diri menjelaskan perubahan diri pemuda bisa dilihat dari 6 aspek yaitu fisik, penampilan, berkembangnya sudut pandang dan pemikiran, psikologis dan sosiologis. Perubahan atau transformasi diri ini disebabkan oleh adanya kesadaran. Kesadaran adalah pemahaman manusia atas pengelamannya sendiri, yang memungkinkan untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan keadaannya.

Dalam Teori Perjuangan Kelas oleh Karl Marx, bahwa pada diri individu pemuda itu memiliki jiwa resistensial yang dia akan memperjuangkan dirinya maupun memperjuangkan kehidupan masyarakatnya. Orientasi  perjuangan kelas ini tidak terlepas dari aktivitas-aktivitas anak muda yang selalu melakukan perubahan.

Maka dari itu, pemuda harus bisa lepas dan bertranformasi dari belenggu quarter life crisis dan loneliness. Hal-hal yang dapat dilakukan, pertama, dengan focus pada tujuan hidup. Pemuda harus menjadi diri sendiri dan menanamkan karakter serta kepribadian yang kuat agar tidak mudah goyah. Seberat apapun tantangan yang dihadapi, pemuda harus berusaha menemukan solusi untuk memecahkannya. Pemuda harus focus pada tujuan hidupnya, maka akan lebih mudah untuk mencapai target-target dalam hidupnya.

Kedua, memetakan batasan. Pemuda harus mengetahui batasan-batasan dalam dirinya. Pemuda harus tahu mana jalan yang paling cocok, strategi apa yang paling tepat, dan batasan apa saja yang tidak boleh dilanggar, dan juga harus mengetahui segala resiko dari pilihan yang diambil. Dengan begitu, ketika gagal, maka tidak akan merasakan kekecewaan yang terlalu mendalam.

Ketiga, membangun motivasi diri. Untuk tetap berpegang teguh pada diri sendiri, pemuda harus memiliki motivasi diri yang kuat. Berani menggambil tantangan dan jalan yang berbeda dari orang lain bukan merupakan sesuatu yang salah. Ketika berusaha melakukannya dengan menjadi diri sendiri, maka pada akhirnya akan menimbulkan kepuasan terhadap diri sendiri serta menimbulkan kebahagiaan.

Keempat, menjaga prinsip. Dengan menjadi diri sendiri, secara tidak langsung itu merupakan keyakinan terhadap diri sendiri. Yakin bahwa semua akan terlewati dengan sendirinya. Dengan menjaga prinsip hidup, pemuda akan lebih kokoh untuk menghadapi berbagai tantangan yang akan dihadapi.

Daftar Pustaka

Artiningsih, Rizky A., dan Siti Ina S. 2021. Hubungan Loneliness Dan Quarter Life Crisis 

Pada Dewasa Awal. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 8. No. 5.

Nevid, Jeffery S., M. Chozim (penerjamah)., Rizal (penyunting). 2009. Masa Remaja Dan 

Masa Dewasa: Konsepsi Dan Aplikasi Psikologi. Nusamedia

Permatasari, Indry. 2021. Hubungan Kematangan Emosi Dengan Quarter Life Crisis Pada 

Dewasa Awal. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Silalahi, Tomson Sabungan., dkk. 2019. Pemuda Milenial. Sukabumi: CV. Jejak

Sujudi, Muhammad Abdullah. 2021. Eksistensi Fenomenas Quarter Life Crisis Pada 

Mahasiswa Semester Akhir Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara

Wibowo, Agung Setiyo. 2017. Mantra Kehidupan, Refleksi Melewati Fresh Graduate 

Syndrome Dab Quarter Life Crisis. Jakarta: PT Alex Media Komputindo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun