Mohon tunggu...
Aini Said
Aini Said Mohon Tunggu... -

hidup adalah sekolah sesungguhnya\r\n\r\nainisaid.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jilbab-ber Itu Mbak Mayank

28 Mei 2012   17:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:40 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya aku mendengar kabar Mbak Mayang, beberapa bulan lalu aku mempostingkan sebuah note tentang dirinya. Pagi ini, aku membuka Facebookku. Satu pesan di Inbox masuk, Satu nama tidak akan pernah bisa aku lupakan, kakak tingkat sekaligus guru bagiku

Assalamualaikum wr.wb

Apa kabar adindaku? lama tak bersua, banyak cerita yang mungkin tak tersampaikan. Aini tambah gemuk yo sekarang? senang lihat Aini bisa tersenyum bahagia...

Bahasanya masih seperti dulu, bahasa tulisan sangat kukenal. Menurut cerita sahabatnya mbak Mayang sukses menerbitkan buku-buku tebal Ilmiah kajian tentang Intelijin N***** bersama suaminya. Setelah tau tentang buku itu, aku mencari dimana-mana.... dia semakin matang dalam berfikir dan makin cerdas. Walaupun akhirnya gagal melanjutkan S2 di Malysia, nampaknya dia hampir mencapai semua mimpinya di negri sendiri....Dia sosok  mengagumkan bagiku, dia mengajarkan aku lebih banyak. Kedekatang kami mungkin karena sama-sama menyukai dunia Menulis dan banyak kesamaan kami tentang cara berfikir tentang Islam,

dia sangat menghargai buku, dulu ia meminjamkanku sebuah novel

"tolong jaga buku ini, Mbak gak mau lecet sedikitpun, kembalikan tepat waktu" aku tercengang, betapa pelitnya dia pikirku, tapi akhirnya aku memahami setelah ia menjelaskan

"banyak orang menganggap remeh buku. Buku adalah aset seumur hidup, tidak perduli dia buku bertema apa, barang siapa yang menghargai Ilmu berarti dia menghargai hidupnya. Jika ingin besar hargailah milikmu yang paling kecil sekalipun"

Tidak semua jilbaber memiliki pikiran sebrilian dirinya. Dalam pandanganku wanita-wanita  jilbaber adalah wanita sangat manut aturan dari Agama, apapun ajaran yang tertera disana, tanpa dikaji dan di telaah terlebih dahulu, misalnya seperti ini: TIDAK BERGAUL DENGAN LAKI-LAKI, TIDAK BERSALAMAN, TIDAK BERPANDANGAN DENGAN LAWAN JENIS.... TIDAK PACARAN....TIDAK PULANG MALAM...TIDAK BERSUARA KERAS.... tidak tidak tidak dan tidak lainnya, semuanya mereka patuhi (baca:meskipun tidak semua jilbaber begitu). Berbeda dengan mbak Mayang.... dia bersalaman dengan laki-laki, dia berfikir jika dengan tidak salaman bahkan lebih menimbulkan fitna? dia menatap lawan bicaranya jika itu laki-laki, dia akan merasa aneh bilamana pandangannya dibuang ke ujung timur sedangkan lawanya di barat, bagaimana inti dari pembicaraan bisa di komunikasikan dengan baik? jika tidak mengamati bahasa nonverbal lawan bicara-bicara, itu bisa menyebabkan diskomunication

Bagi mereka mbak Mayang sosok yang memiliki pemikiran sangat Liberal, karena menetang beberapa ajaran Agama  justru menurutku adalah doktrin, bukan ajaran Agama sesungguhnya.... contohnya adalah TIDAK BOLEH BERHUBUNGAN DENGAN LAKI-LAKI, APALAGI BERSALAMAN... dengan Dalil Nabi "lebih baik di tusuk dengan timah panas dari pada bersentuhan dengan lawan jenis" Baiklah, itu kan di bangsa Arab... sebab? konsumsi utama bangsa Arab adalah daging, itu mengapa SEX laki-laki Arab lebih tinggi dari pada bangsa lain... lalu? apakah demikian dengan Indonesia? mungkinkah hanya bersalaman akan menimbulkan desir-desir aneh? Ah yang  benar saja...

Kembali ke Mbak Mayang

Setelah perpisahan sekian tahun lamanya akhirnya aku kembali mendengar tentangnnya, aku adalah murid baginya itu mengapa hampir setiap hari dia selalu memberikan pengarahan padaku tentang cara berfikir dan bersikap, tidak terikat dengan pola pikir  lama. Dia selalu menyarankan aku untuk terus bertanya dan mengkaji, itu mengapa akhirnya setelah dia tamat aku juga terdepak dari jamaah, sebab pemikiranku terlalu liberal, benar... aku bangga pernah belajar dari pemikiran wanita yang selalu menerima perubahan seperti beliau...

Tidak banyak jilbaber se Militan mbak Mayang. Tetap menjaga ekstensi dirinya sebagai wanita solehah tapi tidak Kolot dalam mengartikan Agama, sayangnya orang-orang cerdas seperti beliau  kurang di gunakan di organisasi berbasi partai si "anu" karena pemikiranya, dia tidak bergabung dengan organisasi external kampus yang sering para jilbaber masuki pada umumnya, ia lebih memilih organisasi lainya.

"Dek, Kejayaan Islam runtuh bukan karena pihak luar, mereka di Bodoh oleh pemikiran mereka yang hanya menerima tanpa mencari tau. Selalu merasa cukup dengan satu Sumber ajaran satu pihak saja. Islam hancur karena ulah manusia-manusia  salah mengartikan makna AJARAN ISLAM SESUNGGUHNYA..." Mbak Mayang pernah mengatakan itu

Hufs. Belajar darimu tidak pernah usai. Hanya kau tidak pernah tau apa yang terjadi dari runtun waktu saat terakhir kita saling menatap, ketika kau mengikuti ujian Dosen dulu, ternyata kau gagal, hanya karena kau jilbaber diskriminasi orang-orang itu melihat dari penampilanmu, tanpa melihat betapa cerdas otakmu...

Sebenernya banyak hal ingin kuceritakan padamu Yunda... seperti pagi-pagi buta kau selalu membangunkanku sholat subuh dan kau menjadi imamku, setelah itu kita mulai bercerita ... apakah mungkin aku akan menemukan senyum itu setiap kali mendengar ceritaku?

Aku tetap bangga padamu...

Ohya kau dulu pernah mebahas tentang feminisme kan? iyah?.... apakah masih seperti dulu pikiranmu, aku belum berani menanyakan hal-hal perinsip padamu, setelah sekian lama... bahkan aku belum tau apakah kau ini masih orang yang sama, orang yang mengatakan "SAYANG' padaku begitu tulus....

Aku tetap menyukai senyumu Yunda...

Setelah membaca karya dan buah pikiranmu, semangat itu kembali menyala...

aku ingin berkarya sepertimu, walaupun jalan hidup kita sangat berseberangan...

Ohya... terimakasih karena kau telah melihat senyum-senyumku di foto itu hahahah... kau tau? untuk menemukan senyum selepas itu aku membayar mahal menukar dengan hampir seluruh hidupku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun