Bab IV, Sebelum Kita Lupa Berbudaya, tentang pertentangan paham lama dengan paham baru. Mulai dari cara mencari nafkah hingga beragama. Ada patung Bunda Maria dan Bayi Yesus ternyata di Gereja Ganjuran Bantul yang memakai pakaian daerah Jawa. Menarik sekali. Jadi, yang melakukan akulturasi budaya demi dapat memasukkan agama bukan hanya Islam—iya, pengetahuan saya tentang ini memang minim sekali. Saya harus memberi tahu suami agar kami sekeluarga bisa melihatnya langsung.
Bab V, Negeriku, Negara Siapa? Isinya mewakili pertanyaan ini. Sebenarnya, kita ini, Indonesia, negara siapa? Setelah merdeka berpuluh tahun masih ada yang harus berjuang keras hanya agar bisa mendapat pelajaran membaca, atau mendapat pengobatan yang layak. Mereka juga orang Indonesia, kan?
Selain itu, bab ini juga membahas mengenai kongkalikong koruptor mengeruk uang negara—demi siapa?—termasuk kasus Atik di Bank Jatim. Juga, kasus penyiraman Munarwan terhadap Tamrin Amal saat acara dialog yang disiarkan langsung di televisi.
Bab VI, Salam Penutup dari Lembah Biru…, tiba-tiba romantis. Saya ngutip saja, ah, di bab ini.
“Bumi sedang sakit. Saat langit menyuapinya dengan air, ia tak sanggup menelan. Semua dimuntahkan.”
Saya salah. Komik ini tidak ringan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H