Mohon tunggu...
Aini Farida
Aini Farida Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Hidup adalah pengabdian. Berusaha ikhlas untuk mendapat ridho Ilahi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hubungan Antara Study Tour dan Rekreasi Sekolah dalam menanggapi Pro dan Kontra

18 Mei 2024   05:46 Diperbarui: 18 Mei 2024   15:04 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus wisata  (gambar: Omahabah.com)

Jika berbicara study tour, mengingatkan  saat masih duduk di bangku SMA. Kegiatan tersebut sangat berarti bagi saya, belajar sambil menikmati  keindahan alam. Study tour tersebut juga  merupakan   pembelajaran di luar kelas yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu.  

Sejak terjadinya  kecelakaan yang menimpa siswa SMK lingga Kencana, study tour menjadi perbincangan hangat  antara pro dan kontra yang termuat di berbagai media. Bincang-bincang pun berlanjut di lingkungan kerja. Saya penasaran kepada kawan-kawan guru dan mengajukan pertanyaan, "Saat SMA apakah kalian pernah mengikuti study tour."  Ternyata mereka menjawab, "Tidak pernah"

SMA yang ada di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (Sampit)   tidak pernah terdengar adanya study tour dan guru-guru saya sebagian besar alumni SMA tersebut. Malah yang   marak adalah kegiatan rekreasi perpisahan kelas 6 di sekolah dasar yang hampir semua sekolah setiap tahun melaksanakan. Tempat rekreasinya pun tidak terlalu jauh dari sekolah,  jarak tempuh antara 30 - 40 km dengan biaya yang sangat terjangkau. 

Pengalaman  saat Study tour 

 Saya merupakan alumni SMAN 1 Durenan Kabupaten Trenggalek lulus tahun 1990.  Saat itu study tour merupakan agenda rutin yang dilakukan pada mata pelajaran tertentu.  Sebanyak 2 kali study tour dilaksanakan yakni di kelas 1  (mata pelajaran Kesenian)  dan di kelas 2 (pelajaran biologi).  Oleh karena berkaitan mata pelajaran study tersebut hanya didampingi oleh wali kelas. 

Sumber gambar: dokpri
Sumber gambar: dokpri

Study tour  pertama  dengan melakukan  kunjungan ke   Candi  Penataran  yang terletak di Kabupaten Blitar  dan sekaligus ke makam Bung Karno.  Study tour tersebut diikuti oleh semua siswa kelas 1 yang terdiri dari empat kelas dan didampingi oleh beberapa guru.  Jarak Trenggalek - Blitar  sekitar 40 km sehingga dengan menggunakan bus   tidak memerlukan waktu yang lama.  

Banyak aktifitas saat melakukan study tour, begitu sampai ditempat tujuan kami sudah disambut oleh  pemandu wisata sebagai Nara sumber. Memang hal tersebut juga sudah ada koordinasi dengan pihak sekolah. Kami secara berkelompok mengamati situs bersejarah tersebut. Bangunan candi   kaya akan relief  dan dan arca, yang kemudian  pemandu  memberi penjelasan satu persatu. Sudah barang tentu kami selalu siap sedia buku catatan dan pulpen, karena pada ujungnya nanti membuat laporan.  Setelah mencari informasi tentang hal yang berhubungan dengan keberadaan Candi Penataran, baru siswa diberi kebebasan menikmati suasana keindahan lokasi  sebagai wahana  rekreasi

Study tour yang kedua  di saat kelas 2 SMA  dengan menempuh perjalanan yang agak lama yakni sekitar 3-4 jam  menggunakan  bus wisata.  Kota Malang merupakan tujuan kunjungan dengan sasaran balai pembibitan anggrek dan kedelai. Kegiatan  ke balai pembibitan tersebut  hanya diikuti oleh kelas saya dengan  didampingi  oleh guru Biologi  yang  sekaligus sebagai wali kelas. Lagi-lagi pemandu   sudah siap sedia  sebagai narasumber sehingga kami pun seperti anak kuliahan. Kami  mendapatkan materi  dan  penjelasan -penjelasan tentang proses  sambil melakukan pengamatan  di beberapa lokasi. 

Untuk menghilangkan kepenatan ada Kegiatan lanjutan  yakni mengunjungi tempat wisata Purwodadi. Ditempat ini lokasinya  sangat luas dan pemandangan sungguh menakjubkan. Apalagi selama ini saya tidak pernah keluar kota  sehingga perjalanan ini sangat menyenangkan. 

Setelah selesai study  tour seperti biasanya ada tugas lanjutan yakni membuat laporan. Aktivitas inilah pulalah saya menjadi terampil memainkan mesin ketik. Ternyata aktivitas Study tour mempunyai nilai yang luar biasa,  selain memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang sewaktu-waktu bisa dipraktekkan, skill pun kita miliki. 

Tidak bisa kita elakkan  bahwa didalam study tour  disitu sekaligus ada aktifitas rekreasi. Belajar sambil  bersenang-senang menikmati perjalanan, pemandangan, situs-situs bersejarah  dan lain-lain.  Namun pengalaman diperoleh kegiatan study tour lebih banyak jika dibandingkan hanya sekedar rekreasi. 

Menanggapi pro pro dan kontra tentang  study tour

Media sosial saat ini diramaikan dengan kritikan tentang diadakannya study tour. Momen tepat untuk ngevlog, konten yang   mereka buat begitu menggigit untuk mendapatkan jangkauan yang   luas. Berbagai komentar pun meluncur  bak anak panah menghujam  tukak hati para guru. Saya sempat geleng-geleng kepala,  study tour digunakan sebagai ladang bisnis guru. Karena saat ini banyak guru yang memiliki mobil, berangkat umroh dan sebagainya. Begitu hinakah profesi guru? 

Kemudian saya tergelitik juga untuk membaca  komentar dari  para netizen   Namun  di sini ada dua istilah yang membingungkan saya  antara study tour dengan rekreasi perpisahan. Sebenarnya dua kegiatan  tersebut   berbeda namun digebyah uyah (disamaratakan). 

Ya.. bukan berarti kita tidak peka terhadap musibah, apalagi hingga menghilangkan banyak nyawa. Saya juga merasakan sakit bagaimana kehilangan seorang anak. Musibah ini kita jadikan pelajaran bagi sekolah untuk mengambil kebijakan yang lebih arif, misalnya kegiatan perpisahan tidak harus dilakukan dengan rekreasi, namun acara seremonial di sekolah. 

Kegiatan study tour pun sangat bermanfaat bagi siswa. Pengalaman di lapangan tidak didapatkan. Hanya  bisa saja sekolah mengambil lokasi yang tidak terlalu jauh sehingga tidak memberatkan kemampuan siswa. Apalagi kegiatan tersebut tidak ada embel-embel tour alias lokasi cukup di lokasi sekolah atau sekitar sekolah. 

Poin yang terpenting adalah kelaikan kendaraan umum. Pemerintah harus mengeluarkan peraturan ketat kendaraan yang bisa dioperasikan untuk bisa dijalankan. Kita seringkali mendengar kecelakaan massal,  karena kesalahan pengemudi dan kendaraan nya bermasalah. 

Sebagai penutup bahwa untuk meminimalisir terjadinya musibah yang tidak diinginkankan sekolah harus mengambil kebijakan aman namun tetap tidak mengurangi nilai. Walaupun kegiatan tour harus  dilaksanakan, perhatikan kelaikan kendaraan dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, dinas pendidikan, pihak kepolisian kemudian ada rapat  dan persetujuan orang tua.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun