Mohon tunggu...
Aini Farida
Aini Farida Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Hidup adalah pengabdian. Berusaha ikhlas untuk mendapat ridho Ilahi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hubungan Antara Study Tour dan Rekreasi Sekolah dalam menanggapi Pro dan Kontra

18 Mei 2024   05:46 Diperbarui: 18 Mei 2024   15:04 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus wisata  (gambar: Omahabah.com)

Setelah selesai study  tour seperti biasanya ada tugas lanjutan yakni membuat laporan. Aktivitas inilah pulalah saya menjadi terampil memainkan mesin ketik. Ternyata aktivitas Study tour mempunyai nilai yang luar biasa,  selain memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang sewaktu-waktu bisa dipraktekkan, skill pun kita miliki. 

Tidak bisa kita elakkan  bahwa didalam study tour  disitu sekaligus ada aktifitas rekreasi. Belajar sambil  bersenang-senang menikmati perjalanan, pemandangan, situs-situs bersejarah  dan lain-lain.  Namun pengalaman diperoleh kegiatan study tour lebih banyak jika dibandingkan hanya sekedar rekreasi. 

Menanggapi pro pro dan kontra tentang  study tour

Media sosial saat ini diramaikan dengan kritikan tentang diadakannya study tour. Momen tepat untuk ngevlog, konten yang   mereka buat begitu menggigit untuk mendapatkan jangkauan yang   luas. Berbagai komentar pun meluncur  bak anak panah menghujam  tukak hati para guru. Saya sempat geleng-geleng kepala,  study tour digunakan sebagai ladang bisnis guru. Karena saat ini banyak guru yang memiliki mobil, berangkat umroh dan sebagainya. Begitu hinakah profesi guru? 

Kemudian saya tergelitik juga untuk membaca  komentar dari  para netizen   Namun  di sini ada dua istilah yang membingungkan saya  antara study tour dengan rekreasi perpisahan. Sebenarnya dua kegiatan  tersebut   berbeda namun digebyah uyah (disamaratakan). 

Ya.. bukan berarti kita tidak peka terhadap musibah, apalagi hingga menghilangkan banyak nyawa. Saya juga merasakan sakit bagaimana kehilangan seorang anak. Musibah ini kita jadikan pelajaran bagi sekolah untuk mengambil kebijakan yang lebih arif, misalnya kegiatan perpisahan tidak harus dilakukan dengan rekreasi, namun acara seremonial di sekolah. 

Kegiatan study tour pun sangat bermanfaat bagi siswa. Pengalaman di lapangan tidak didapatkan. Hanya  bisa saja sekolah mengambil lokasi yang tidak terlalu jauh sehingga tidak memberatkan kemampuan siswa. Apalagi kegiatan tersebut tidak ada embel-embel tour alias lokasi cukup di lokasi sekolah atau sekitar sekolah. 

Poin yang terpenting adalah kelaikan kendaraan umum. Pemerintah harus mengeluarkan peraturan ketat kendaraan yang bisa dioperasikan untuk bisa dijalankan. Kita seringkali mendengar kecelakaan massal,  karena kesalahan pengemudi dan kendaraan nya bermasalah. 

Sebagai penutup bahwa untuk meminimalisir terjadinya musibah yang tidak diinginkankan sekolah harus mengambil kebijakan aman namun tetap tidak mengurangi nilai. Walaupun kegiatan tour harus  dilaksanakan, perhatikan kelaikan kendaraan dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, dinas pendidikan, pihak kepolisian kemudian ada rapat  dan persetujuan orang tua.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun