Mohon tunggu...
Aini Farida
Aini Farida Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Hidup adalah pengabdian. Berusaha ikhlas untuk mendapat ridho Ilahi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Titip Rindu di Madusari

29 April 2024   12:53 Diperbarui: 29 April 2024   20:27 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar; Jepretan sendiri

Malamku tak lagi kedinginan

Hangat

Langit mendung menggantung 

Kiranya akan turun hujan

Tapi tak juga turun 

Hingga pagi

Puncak Wilis di timur pondok

Menahan sengatan matahari pagi

Entah mengapa pagi ini lebih dingin

Dari malamnya

Selalu begitu 

Coba kutanya pada penduduk asli

Memang begini dari dulu

Dulu lebih dingin lagi

Katanya

Sebentar ku bergerak ke Madusari

Gontor Kampus Dua

Seribuan anak calon santri khusuk

Menunaikan Shalat Subuh

Wirid subuh di lantunkan jahr

Syahdu

Subhanallah,  Alhamdulillah 

 Allahu Akbar

Ada anak Medan, anak Sangihe Talaud

Anak Bima, anak Sorong, anak Ambon 

Anak Sampit, anak Brunei, anak Serawak, anak xinjiang, anak Bangkok

 Dan anak -anak dari negeri negeri yang jauh

Memantapkan hati 

Belajar di sini

Sebagian datang ditemani bapaknya

Sebagian ditemani Ibunya

Sebagian lagi di temani pembimbingnya

Subuh ini subuh terakhir  

Ayah membersamai anaknya

Anak ditemani emaknya

Juga pembimbingnya

Setelah doa dilantunkan

Diiringi sholawat  ,dan tanpa tetes air mata 

Ayah memeluk putranya dan mengucapkan 

Selamat berjuang anakku

Ibu merangkul erat dan membelai kepala putranya 

Baik baik ya sayang , Allah menjagamu

Ayah harus pulang , ibu pun pulang  

Sunyi....

Berbondong gontai ibu-ibu meninggalkan Aula 

Rintik air mata mulai berjatuhan

Lalu tumpah di luar gerbang Pesantren

Menangis 

Tergugu 

Tak tertahankan

Yang penting anak anak tak tahu 

Jika 

Air mata ini tertumpah.

Madusari, kutitipkan Rinduku di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun