thrifting merupakan istilah dari sebuah usaha di mana kita menjual barangbarang bekas namun memiliki kualitas yang masih layak untuk digunakan karena tidak terlalu sering digunakan, tidak menutup kemungkinan barang yang sudah memiliki usia tahunan namun masih bagus dan layak untuk digunakan.
Thrift sendiri merupakan kata dari Bahasa inggris yang artinya hemat, sedangkanThrifting diartikan dengan aktivitas menghemat atau menghindari pemborosan. Fenomena thrifting ini ternyata berawal dari trend preloved atau tren di mana seseorang menjual barang miliknya entah itu karena ukuran yang kekecilan atau sudah bosan menggunakan. Untuk dapat menunjang penampilan dengan mengenakan pakaian bermerek namun dengan harga yang murah, sebagian dari remaja mengakalinya dengan berbelanja di thrift shop (pasar loak), di mana remaja tersebut dapat membeli barangbarang bekas bermerek dengan harga yang sangat murah.
Fenomena thrifting mengangkat suatu fenomena di masyarakat yakni aktifitas belanja pakaian bekas yang semulanya berasal dari Negara luas seperti Inggris, Perancis dan Amerika serikat sebagai Negara penyumbang emisi karbon yang tinggi akibat limbah industri fashion yang berkembang pesat, kemudian muncul lah ide thrifting yang mana mengusung konsep reuse sebagai gerakan yang memiliki misi lingkungan.Â
Melihat kondisi di Negara tersebut trend thrifting seakan menjadi budaya baru di tengah masyarakat nya, banyak dari mereka menyadari hal tersebut dan thrifting mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat karena sensasi belanja yang didapatkan tentu berbeda dengan apa yang mereka rasakan ketika belanja pakaian baru di toko.
Dengan pilhan model beragam dan ukuran yang variatif, thrifting menuntut ketelitian, kesabaran dan juga sedikit keberuntungan bagi peminat nya karena pakaian yang ditawarkan tidak memiliki ukuran, model serta warna yang variatif, tak jarang juga apabila sedang beruntung pembeli bisa mendapatkan pakaian dari brand ternama yang usianya lebih dari 2 dekade yang mana masuk dalam kategori barang Vintage dan sudah langka sehingga apabila dijual kembali memiliki nilai tukar lebih tinggi atau bahkan memiliki kebanggaan tersendiri ketika memakainya yang tentu tidak mudah ditiru orang lain. Pakaian thrift di luar Negeri bisa ditemui di Newyork, US, Los Angles, US, London, UK, Victoria, AUS.
Lain di luar Negeri, lain pula di Indonesia, thrifting di mata orang Indonesia pada umumnya adalah baju bekas impor yang biasanya berasal dari Negara seperti, Amerika, China, Korea, dan Jepang yang dijual bebas di pasar tertentu atau lokasi tertentu, dijual dengan harga terjangkau dan diperuntukan untuk masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah, sejak lama perdagangan baju bekas ini keberadaanya sangat digandrungi masyarakat karena datang dari luar negeri dengan kondisi masih layak dan kualitas nya baik, membuat masyarakat tidak meragukan nya lagi.
Beralasan bahwa thrifting dapat menekan pencemaran lingkungan karena fast fashion, menjadi salah satu alasan mengapa thrifting begitu digemari.Â
Kata 'barang bekas' kini tidak lagi menjadi konotasi yang 'jelek'. Banyak anak-anak muda yang mulai menggeluti bisnis thrift shop ini maupun menjadi konsumen thrift shop. Namun, yang banyak menjadi perbincangan adalah harga- barang barang di thrift shop yang menjadi mahal.Â
Barang thrift shop tidak seharusnya menjadi mahal, namun karena thrifting ini yang menjadi pop culture di masyarakat, jadilah para pemilik bisnis thrift shop menaikkan harganya dengan alasan barang yang dijual ini berkesan 'vintage' dan memilki esensi yang bagus.
Kini, thrifting tidak hanya sekadar pop culture, namun juga terdapat seni di dalamnya. Seni memilah barang dan jika seseorang bisa mendapatkan barang yang langka maka akan ada kebanggan tersendiri. Namun, tak bisa dipungkiri adanya budaya thrifting ini juga turut mewarnai perkembangan bisnis dunia fashion di Indonesia.
Analisis Teori Sosiologi Pembangunan
Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, yaitu modernisasi dan ketergantungan. Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial, dan teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan.Â
Dalam kajian pembangunan, teori modernisasi merupakan teori yang paling dominan menentukan wajah pembanguan. Ada dua teori besar yang memengaruhi teori modernisasi, yaitu teori evolusi dan teori fungsional. Asumsi teori modernisasi merupakan hasil dari konsep dari metafora teori evolusi.
Revolusi menjadi titik awal dari munculnya modernisasi, dengan kata lain awal mula proses transformasi. Setiap masyarakat memiliki kebudayaanya masing -- masing.Â
Proses revolusi juga dampak perubahan terhadap kebudayaan, sehingga modernisasi secara langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh terhadap kebudayaan, sehingga modernisasi secara langsung atau tidak langsung memberikan pengaruh terhadap kebudayaan.Â
Karena Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia manusia dengan belajar. Setiap kelompok masyarakat memiliki kebudayaan masing -- masing. Kelompok masyarakat tersebut dikategorikan berdasarkan berbagai macam aspek.
Perkembangan gaya hidup pada modern kini memang sangat pesat. Membuat sebagian masyarakat Indonesia saat ini sangat mengikuti perkembangan gaya hidup.Â
Gaya hidup membuat industri yang menggeluti bidang gaya hidup bersaing untuk membuat beragam jenis mode untuk menarik minat masyarakat.Â
Dalam jaman yang lebih mementingkan gaya hidup, penampilan menajadi hal utama. Ketika gengsi masyarakat lebih mengedepan, berbelanja menjadi sebuah gaya hidup, berbagai fasilitas perbelanjaan tumbuh pesat diberbagai sudut kota, penggunan kartu kredit makin masif memudahkan serta menggoda masyarakat untuk membeli apapun seketika tanpa khawatir tabungan cukup atau tidak, maka yang tejadi kemudian adalah lahirnya masyarakat konsumsi.Â
Masyarakat modern juga ditandai dengan gaya hidup masyarakat yang didasarkan pada bukan kebutuhan tetapi lebih kepada keinginan. Hal tersebutlah yang menandakan bahwa masyarakat modern memiliki gaya hidup yang konsumtif.
Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern atau yang biasa disebut modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakanya sendiri maupun orang lain.Â
Bisa dikatakan bahwa kehidupan masyrakat saat ini lebih mementingkan menggunakan atau membeli sebuah produk gaya hidup unuk menunjuk bahwa dirinya adalah seorang yang mengikuti perkembangan jaman tanpa melihat kegunaan produk tersebut. Belanja merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Belanja juga juga tidak hanya dilakukan oleh individu tetapi juga dilalukan oleh sebagian kelompok. Belanja merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan.
Masyarakat modern sekarang ini sudah tidak lepas oleh gaya hidup dari segi fashion, agar menunjukan dirinya selalu mengikuti perkembangan fashion terlihat styelish selalu mementingkan gengsi atas apa yang mereka pakai.Â
Yakni remaja, remaja merupakan salah satu individu yang sangat mudah dipengaruhi oleh modernitas. Namun dibalik hal tersebut muncul suatu alternatif untuk menuruti gengsi agar tidak ketinggalan trend fashion dan dapat memenuhi hasrat terlihat fashionable serta tidak harus membeli barang branded di shopping mall. yaitu pakaian bekas, pakaian bekas merupakan sebuah barang -- barang fashion meliputi baju, celana, kemeja, jaket, sepatu yang memiliki kondisi barang yang sudah dipakai orang lain dan jual kembali atau dapat dibilang mode, namun merek dagang dan kualitasnya sama seperti saat membeli barang di shopping mall. perbedaanya mode tersebut dijual setengah harga dari harga di shopping mall, itu kelebihan dari pakaian bekas, tapi pakaian bekas juga memiliki kekurangan sendiri yakni pakaian bekas cenderung memiliki kecacatan barang 5% - 10% daripada barang di shopping mall seperti ada bercak kotor, warna yang sudah memudar, ada lubang salah satu wilayah pakaian.
Zaman globalisasi saat ini masyarakat telah memasuki zaman yang disebut dengan zaman modern ditandai oleh berkembangnya teknologi komunikasi yang sangat cepat. menimbulkan perubahan. Dengan kemajuan teknologi, informasi dan transportasi mendorong terjadinya Globalisasi di dunia.Â
Dimana Negara-negara di dunia saling terhubung dan melakukan interaksi secara langsung. Dan didalam thrifting terdapat ketergantungan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya melalui perdagangan dan perjalanan serta teknologi informasi masyarakat yang mendukung fenomena thrifting ini.Â
Karena di dalam thriftshop biasanya merupakan baju branded dan berasal dari negara yang fashionable, seperti contohnya impor dari negara Korea Selatan, jarang sekali baju bekas yang berasal dari negara kita, karena jarang ada konsumen yang membeli baju yang tidak trend atau branded.
Jadi, dapat dikatakan teori modernisasi atau globalisasi sangat cocok dengan fenomena thrifting di Indonesia. Seperti pandangan Giddens yang menyebutkan bahwa globalisasi merupakan konsekuensi dan hasil dari modernitas.Â
Didalam Thrifting pun merupakan industrialiasi karena di dalam industrialisasi terjadi pengembangan dan inovasi yang terjadi, dan perdagangan antar Negara. Pengembangan tersebut dimaksudkan untuk memperbanyak serta mempercepat hasil produksi guna meningkatkan peningkatan ekonomi. Industrialisasi seringkali dikaitkan dengan konsep pembangunan, dimana industrialisasi mengambil peran dalam pembangunan ekonomi. Industrialisasi bukanlah tujuan akhir dari pembangunan ekonomi, akan tetapi industrialisasi dijadikan sebagai strategi yang dapat ditempuh untuk membantu proses pembangunan ekonomi. Proses industrialisasi dapat menjadi penggerak laju utama pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.Â
Dengan adanya pembangunan industri akan memicu dan mendorong sektor-sektor lainnya dalam suatu Negara. Maka dari itu pembangunan industri diharapkan dapat membantu perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Dengan adanya thrifting tentu dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan laju ekonomi negara Indonesia, karena menambah laju pertumbuhan ekonomi, karena dapat mengurangi pengangguran, karena para penjaga toko dapat bekerja menjual baju bekas tersebut. Serta terpenuhinya kebutuhan gaya hidup yang mengikuti trand dengan harga yang terjangkau. Masyarakat kelas menengah kebawah dengan mudah membeli barang branded.
Negara Indonesia masih mempertahankan identitasnya namun tetap bergantung kepada aktivitas internasional yang termasuk didalamnya adalah kegiatan perekonomian. Selain itu juga pada saat ini banyak barang-barang dari luar negeri yang masuk ke dalam Negara Indonesia dan hal ini mencirikan tidak adanya batas yang jelas pada sebuah negara, semuanya membaur menjadi satu kesatuan yaitu masyarakat dunia.
Referensi
Nasrullah, Adon. (2016). Sosiologi Pembangunan. CV Pustaka Setia : Bandung.
Ghea Sesaria, 2022. "FENOMENA THRIFTING SEBAGAI BUDAYA POPULER MASYARAKAT PASAR PAGI TUGU PAHLAWAN KOTA SURABAYA". Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel.
Luthvianto, Rivaldi. "Thriftstore Surabaya". AntroUnairdotNet,: Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 335-349.
Ardhiyansyah, Andri dan Ariska Dian Novianti. "PENGARUHKOREAN WAVE TERHADAP MINAT BELI BAJU BEKAS". SENMABIS: Conference Series Vol. 1, No. 1(Juni, 2021):30-37.
Islamiati, Dewi Fortuna Islamiati dan Putra Pratama Saputra. "ANALISIS FENOMENA TREN GREEN LIFESTYLE PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG". Jurnal Studi Inovasi Vol. 1 No. 2 (2021): 30-38.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H