Mohon tunggu...
nur aini
nur aini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengaruh Globalisasi Terhadap Fenomena Thrifting di Indonesia

19 Juni 2022   11:39 Diperbarui: 23 Juni 2022   16:57 2729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat modern sekarang ini sudah tidak lepas oleh gaya hidup dari segi fashion, agar menunjukan dirinya selalu mengikuti perkembangan fashion terlihat styelish selalu mementingkan gengsi atas apa yang mereka pakai. 

Yakni remaja, remaja merupakan salah satu individu yang sangat mudah dipengaruhi oleh modernitas. Namun dibalik hal tersebut muncul suatu alternatif untuk menuruti gengsi agar tidak ketinggalan trend fashion dan dapat memenuhi hasrat terlihat fashionable serta tidak harus membeli barang branded di shopping mall. yaitu pakaian bekas, pakaian bekas merupakan sebuah barang -- barang fashion meliputi baju, celana, kemeja, jaket, sepatu yang memiliki kondisi barang yang sudah dipakai orang lain dan jual kembali atau dapat dibilang mode, namun merek dagang dan kualitasnya sama seperti saat membeli barang di shopping mall. perbedaanya mode tersebut dijual setengah harga dari harga di shopping mall, itu kelebihan dari pakaian bekas, tapi pakaian bekas juga memiliki kekurangan sendiri yakni pakaian bekas cenderung memiliki kecacatan barang 5% - 10% daripada barang di shopping mall seperti ada bercak kotor, warna yang sudah memudar, ada lubang salah satu wilayah pakaian.

Zaman globalisasi saat ini masyarakat telah memasuki zaman yang disebut dengan zaman modern ditandai oleh berkembangnya teknologi komunikasi yang sangat cepat. menimbulkan perubahan. Dengan kemajuan teknologi, informasi dan transportasi mendorong terjadinya Globalisasi di dunia. 

Dimana Negara-negara di dunia saling terhubung dan melakukan interaksi secara langsung. Dan didalam thrifting terdapat ketergantungan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya melalui perdagangan dan perjalanan serta teknologi informasi masyarakat yang mendukung fenomena thrifting ini. 

Karena di dalam thriftshop biasanya merupakan baju branded dan berasal dari negara yang fashionable, seperti contohnya impor dari negara Korea Selatan, jarang sekali baju bekas yang berasal dari negara kita, karena jarang ada konsumen yang membeli baju yang tidak trend atau branded.

Jadi, dapat dikatakan teori modernisasi atau globalisasi sangat cocok dengan fenomena thrifting di Indonesia. Seperti pandangan Giddens yang menyebutkan bahwa globalisasi merupakan konsekuensi dan hasil dari modernitas. 

Didalam Thrifting pun merupakan industrialiasi karena di dalam industrialisasi terjadi pengembangan dan inovasi yang terjadi, dan perdagangan antar Negara. Pengembangan tersebut dimaksudkan untuk memperbanyak serta mempercepat hasil produksi guna meningkatkan peningkatan ekonomi. Industrialisasi seringkali dikaitkan dengan konsep pembangunan, dimana industrialisasi mengambil peran dalam pembangunan ekonomi. Industrialisasi bukanlah tujuan akhir dari pembangunan ekonomi, akan tetapi industrialisasi dijadikan sebagai strategi yang dapat ditempuh untuk membantu proses pembangunan ekonomi. Proses industrialisasi dapat menjadi penggerak laju utama pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. 

Dengan adanya pembangunan industri akan memicu dan mendorong sektor-sektor lainnya dalam suatu Negara. Maka dari itu pembangunan industri diharapkan dapat membantu perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Dengan adanya thrifting tentu dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan laju ekonomi negara Indonesia, karena menambah laju pertumbuhan ekonomi, karena dapat mengurangi pengangguran, karena para penjaga toko dapat bekerja menjual baju bekas tersebut. Serta terpenuhinya kebutuhan gaya hidup yang mengikuti trand dengan harga yang terjangkau. Masyarakat kelas menengah kebawah dengan mudah membeli barang branded.

Negara Indonesia masih mempertahankan identitasnya namun tetap bergantung kepada aktivitas internasional yang termasuk didalamnya adalah kegiatan perekonomian. Selain itu juga pada saat ini banyak barang-barang dari luar negeri yang masuk ke dalam Negara Indonesia dan hal ini mencirikan tidak adanya batas yang jelas pada sebuah negara, semuanya membaur menjadi satu kesatuan yaitu masyarakat dunia.

Referensi

Nasrullah, Adon. (2016). Sosiologi Pembangunan. CV Pustaka Setia : Bandung.
Ghea Sesaria, 2022. "FENOMENA THRIFTING SEBAGAI BUDAYA POPULER MASYARAKAT PASAR PAGI TUGU PAHLAWAN KOTA SURABAYA". Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel.
Luthvianto, Rivaldi. "Thriftstore Surabaya". AntroUnairdotNet,: Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 335-349.
Ardhiyansyah, Andri dan Ariska Dian Novianti. "PENGARUHKOREAN WAVE TERHADAP MINAT BELI BAJU BEKAS". SENMABIS: Conference Series Vol. 1, No. 1(Juni, 2021):30-37.
Islamiati, Dewi Fortuna Islamiati dan Putra Pratama Saputra. "ANALISIS FENOMENA TREN GREEN LIFESTYLE PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG". Jurnal Studi Inovasi Vol. 1 No. 2 (2021): 30-38.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun