Hal ini mungkin dipicu oleh hubungan yang kurang dapat dipercaya, komunikasi yang kurang terbuka, serta kurangnya kesadaran akan perubahan perilaku orang di sekitar yang berpotensi membahayakan dirimu.
Ketika berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi tidak dapat teratasi, tingkat tekanan psikologis yang dirasakan menjadi lebih tinggi dan dapat memicu taraf kesehatan mental yang lebih buruk.
Bagaimana cara mengelola kesehatan mental yang efektif selama masa pandemi?
Sebagai anak muda, kamu pasti pernah mengalami perasaan-perasaan negatif, seperti cemas, terisolasi atau kecewa ketika dihadapkan pada kebiasaan baru maupun perubahan hidup sebagai akibat dari pandemi. Ketahuilah bahwa kamu tidak sendirian.
Untuk mendukung dirimu serta anak muda lainnya menjalani kehidupan secara lebih optimal di masa normal baru, UNICEF berinisiatif membagikan strategi merawat diri dan menjaga kesehatan mental yang dapat dipraktikkan dalam keseharian (UNICEF, 2020), antara lain:
Kenali bahwa kecemasan yang kamu rasakan tergolong normal
Pada dasarnya kecemasan merupakan fungsi normal dan sehat yang mengingatkan seseorang akan ancaman, serta membantunya mengambil tindakan untuk melindungi diri.Â
Kecemasan bisa membantu kamu membuat keputusan yang diperlukan pada saat tertentu.Â
Perasaan cemas ini tidak hanya menolong kamu, tetapi juga orang lain agar tetap aman.Â
Jadi, kamu bukan satu-satunya individu yang merasa cemas dengan terbatasnya interaksi sosial maupun penutupan sekolah atau kampus. Dalam situasi demikian, memang itulah yang seharusnya kamu rasakan.
Alihkan perhatian pada kegiatan yang positif