Jika dilakukan napak tilas secara lebih cermat, maka akan didapati bekas peluru pada bagain pagar jembatan.
Begandring Soerabaia bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) telah melakukan napak tilas menyusuri Kali Mas serta menampilkam diorama statis berupa adegan permohonan restu, pejuang-pejuang yang tengah menembak ke arah udara, serta adegan tentara menandu korban dengan tandu merah '45 yang asli dengan tujuan melengkapi ensiklopedia kebudayaan Surabaya dan juga membeberkan informasi yang mungkin belum diketahui oleh khalayak luas.
Selain Susur Kali Mas, Begandring Soerabaia juga melakukan napak tilas peristiwa pertempuran di Benteng Keduk Cowek yang berlokasi di Bulak, Surabaya. Benteng Kedung Cowek merupakan peninggalan sejarah dari pemerintah Hindia Belanda yang telah dibangun pada tahun 1915-an. Lahan seluas 71.876 meter persegi menjadi tempat berdirinya benteng Kedung Cowek, lahan ini merupakan teritori Kodim 0831/Surabaya Timur.
Pada zaman pemerintahan Belanda, benteng ini dugunakan untuk mengantisipasi serangan musuh yang datang dari arah Pantai Utara Surabaya. Dengan posisi yang menghadap laut lepas dapat memudahkan pasukan untuk melumpuhkan kapal-kapal lawan.
Walaupun Benteng Kedung Cowek sempat terbengkalai, bangunan penginggalan Belanda ini tetap kokoh berdiri. Saat peristiwa 10 November 1945, benteng ini juga menjadi saksi bisu peristiwa tersebut sebagai tempat pertahanan Pasukan Sriwijaya.Â
Pasuka Sriwijaya adalah sekelompok pemuda yang berasal dari daerah-daerah di Sumatera yang awalnya hanya berniat untuk singgah di Surabaya akan tetapi berjumpa dengan pemimpin pasukan tempur Arek-arek Surabaya, Wiliater Hutagalung.
Sekelompok pemuda tersebut kemudian membentuk pasukan untuk mempertahankan kemerdekaan yang terancam akibat kehadiran sekutu. 200 pasukan Sriwijaya gugur dan pada tanggal 27 November 1945 benteng tersebut dikuasai oleh Pasukan Inggris. Benteng Gedung Cowek juga memiliki 200 ton amunisi meriam yang belum sempat ditembakkan.
Saat ini benteng Kedung Cowek ditetapkan secara resmi sebagai bangunan cagar budaya pada bulan Mei tahun 2020, penetapan ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Selain bernilai sejarah, benteng ini juga menyajikan pemandangan Selat Madura dan pepohonan yang rimbun bagi wisatawan yang berkunjung, bangunan benteng yang dilihat saat ini merupakan bangunan asli tanpa pemugaran sama sekali.
Aksesibilitas terhadap informasi mengenai budaya dan sejarah pada zaman modern ini semakin mudah, jika dahulu kala masyarakat hanya mampu mendapatkan informasi mengenai budaya dan sejarah melalui buku, saat ini berbagai media mulai aktif menayangkan video mengenai sejarah bahkan reka adegan sejarah tertentu yang semakin menambah ketertarikan masayarakat dalam mempelajari sejarah tersebut.Â
Dengan video reka adegan, maka akan menambah sensasi yang dirasakan penonton saat menonton video sejarah.
Pengunggahan video di kanal Youtube emungkinkan informasi ini semakin meluas dan dapat ditonton banyak orang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan sejarah kota yang mereka jadikan tempat tinggal selama ini.