Selama ini, kebanyakan rekan kerja saya di satu seksi didominasi laki-laki.
Mungkin sudah pembawaan laki-laki untuk lebih ewuh pakewuh, welas asih, tidak tega atau mbelani rekan kerja perempuan.
Terlebih terhadap saya, yang sering jadi satu-satunya perempuan di kelompok kami, tapi paling mudah lapar. Kemana-mana wajib bawa bekal!
Jadi satu-satunya perempuan di kelompok kerja itu menerbitkan empati lebih bapak-bapak dan mas-mas hingga mereka selalu sigap setiap kami makan rame-rame (baca:rame-rame).
Kadang sendok baru saja saya taruh di piring, mereka sudah 'lari' ke kasir menyodorkan isi dompet.
Bahkan sering, kalau saya bilang,
"Tunggu, jangan buru-buru....,"
Eh, mereka malah gercep (gerak cepat) mengacungkan dompet bahkan kartu debit ke hadapan pramusaji.
Sampai saya tersedak meneguk minuman. Paling sering jus melon atau es jeruk sih. Ndak neko-neko kok (minumnya) .
Padahal, sesekali saya yang mbayar kan ndak papa to?
Masa harga diri mereka akan tercabik dengan begitu?
"Ngga...ngga....udah, pakai ini saja!" seru mereka (berseru beneran ini).
Ternyata dalam perjalanannya, tidak semua (rekan kerja) laki-laki punya pembawaan jiwa ksatria. Ahaaiii!!
Dalam suatu kesempatan, saya dipertemukan juga dengan teman satu kelompok kerja yang rupanya menganut paham berbeda.