Mohon tunggu...
ainaasymdyu
ainaasymdyu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/mahasiswa

Sang pemimpi dibalik puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pucatnya Asa

20 Januari 2025   11:12 Diperbarui: 20 Januari 2025   11:12 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Genggaman yang gemetar

Saat melihat wajah pasi nan pucat 

Seakan kembali ke masa kelam

Ditinggal tanpa sedikit kabar

Hembusan napas yang perlahan memudar

Bertiup seiring detak jam

Khawatir ini perpisahan berikutnya

Yang dimulai tanpa kata

Saat mata itu terbuka

Lega rasanya di dada

Segala syukur ku panjatkan

Kepada Maha Yang Mengabulkan

Bibir pucat itu berkata

Dengan mata yang masih terpejam

Kata-kata yang tak beraturan

Mengumpamakan rasa tak berdaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun