Mohon tunggu...
Aimi Alfiyan
Aimi Alfiyan Mohon Tunggu... Penulis - Nama lengkap saya alfiyan izza maulana idris

Mahasiswa aktif UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perkembangan Jiwa Beragama pada Masa Remaja

23 Oktober 2019   08:20 Diperbarui: 23 Oktober 2019   14:16 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masa remaja merupakan masa yang paling krusial, karena di masa ini adalah masa dimana seseorang akan mencari jati dirinya. Remaja biasanya akan melakukan sesuatu untuk menunjukan eksistensinya serta mendapat pengakuan ditengah-tengah masyarakat. Biasanya remaja akan melakukan banyak hal, hal itu bisa berupa hal yang positif maupaun hal yang negatif. Contoh perilaku remaja yang positif yaitu aktif dalam karang taruna, menjadi remaja masjid, aktif berorganisasi dan lain lain. Namun ada pula perilaku remaja yang negatif seperti contoh, mencuri, menjadi anak punk, bertato, dan yang parah yakni pergaulan bebas.

Masa remaja digolongkan menjadi 3 tahap yaitu :  

  • Masa pra remaja : 12 -- 14 tahun. Yaitu periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang sesungguhnya tetapi sudah terjadi perkembangan fisiologi yang  berhubungan dengan pemasakan beberapa kelenjar endokrin.
  • Masa  remaja awal : 14 -- 17  tahun. Yaitu periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi kematangan alat -- alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi.
  • Masa remaja akhir : 17 -- 21 tahun. Berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan  fisik (Hurlock, Elizabeth B.  1999 : 206).

     Selain pembagian diatas ada pula perkembangan jiwa pada remaja. Perkembangan jiwa pada remaja terbagi dalam tiga bagian.

  • Pertama, fase pueral, dalam fase ini seorang remaja tidak mau dikatan anak anak maupun disebut dewasa, difase ini remaja merasa tidak tenang.
  • Kedua, fase negative, fase ini berlangsung beberapa bulan saja, dan ditandai dengan sikap ragu ragu, muring, suka melamun dan sebangainya.
  • Ketiga, fase pubertas, fase ini juga disebut fase Adolesen, Liella Cole dalam (Raharjo, 2012:34) membagi peta remaja menjadi empat bagian :
  1. Preadolesence usia 11 - 13 tahun (perempuan) dan 13 - 15 tahun (laki-laki)
  2. Early Adolescence usia 13 - 15 tahun (perempuan) dan 15 - 17 tahun (laki laki)
  3. Middle Adolescence usia 15 - 18 tahun (perempuan) dan 17 - 19 tahun (laki laki)
  4. Late Adolescence usia 18 - 21 tahun (perempuan) dan 19-21 tahun (laki laki)

Perasaan beragama pada remaja

Gambaran remaja tentang tuhan dengan sifat sifatnya merupakan bagian dari gambarannya terhadap alam dan lingkungannya serta dipengaruhi oleh perasaan dan sifat dari remaja itu sendiri, Raharjo (2012:35).

Oleh karena perasaan remaja masih labil maka perasaan remaja kepada tuhan bukanlah tetap dan stabil, tetapi bergantung pada emosi emosi yang bergejolak dengan cepat. Disaat mereka merasa aman mereka seakan tidak butuh akan Allah, tetapi sebaliknya jika mereka merasa gelisah atau mengalami musibah, atau takut gagal, dan merasa berdosa, mereka akan merasa butuh kepada Allah. Jadi jiwa beragama para remaja itu masih labil dan dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan atau perasaan mereka.

Motivasi beragama pada remaja

     Menurut Nico Syukur Dister Ofm, motifasi beragama dibagi menjadi empat motivasi, yaitu:

  • Motivasi yang didorong oleh rasa keinginan untuk mengatasi frustasi yang ada dalam kehidupan, baik frustasi karena kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan alam, frustasi social, frustasi moral maupun frustasi karena kematian.
  • Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib masyarakat.
  • Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia atau intelek ingin tahu manusia.
  • Motivasi beragama karena ingin menjadikan agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan. Raharjo (2012 : 36)

Jadi motivasi remaja dalam beragama itu dipengaruhi oleh perasaan mereka dan keadaan emosi mereka, tapi belum dipengaruhi oleh kesadaran akan pentingnya dan tujuan beragama.

Sikap remaja dalam beragama

     Terdapat empat sikap remaja dalam beragama, yaitu:

  1. Percaya ikut- ikutan, biasanya dihasilkan karena remaja hanya mendapat pendidikan agama secara sederhana melalui keluarga dan lingkungannya.
  2. Percaya dengan kesadaran, remaja yang percaya dengan kesadaran biasanya termotivasi oleh keinginan mereka untuk menjalankan agamanya secara sungguh sungguh untuk membuktikan pribadinya. Karena ia tidak mau lagi beragama secara ikut ikutan saja. Biasanya terjadi pada usia 17- 18 tahun.
  3. Percaya tetapi agak ragu ragu, biasanya keraguan muncul sebab kegoncangan jiwa dan proses perubahan dalam dirinya, atau disebabkan karena adanya ketidak sesuaian atas apa yang dilihatnya fan apa yamg di yakininya, atau dengan pengetahuan yang ia miliki.
  4. Tidak percaya atau cenderung ateis, ketidak percayaan ini biasanya muncul seja seorang masih kecil yang tertekan oleh kekuasaan orang tuanya, hingga dia menentang kekuasaan apapun termasuk kekuasaan tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun