Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Di Balik Kemenangan Kotak Kosong yang Jadi Sejarah!

19 Juli 2018   13:11 Diperbarui: 19 Juli 2018   18:21 2116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kotak kosong ini bisa jadi tidak mewakili kotak kosong yang nyata. Karena di Makassar, sedianya ada 2 pasang calon walikota.

Pertama adalah calon tunggal saat ini, Munafri Arifuddin --Rachmatika (lebih dikenal dengan pasangan Calon Walikota & Wakilnya Appi-Cicu), dan kedua adalah petahana Ramdan "Danny" Pomanto-Indira. Belakangan Danny Pomanto, didiskualifikasi oleh Mahkamah Agung akibat laporan pasangan Appi-Cicu. 

Danny meskipun petahana, dan punya hasil elektabilitas surveim tinggi, tetapi tidak ada parpol yang mendekat, hingga harus maju melalui jalur independen, mengumpulkan lebih dari seratus ribu KTP warga Makassar.

Namun ia didiskualifikasi terkait pembagian Telepon Selular pada ketua RT/RW yang dianggap sebagai Money Politic. Meski terkait hal ini, Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Soni Sumarsono membela Danny. Soni membantah pembagian HP, bukanlahMoney Politic, melainkan bagian dari program kerja untuk memperlancar komunikasi RT/RW langsung dengan walikotanya. 

Banyak pengamat politik menyimpulkan, bahwa Kotak Kosong ini adalah perwakilan Danny Pomanto. Beberapa di antaranya adalah Djayadi Hanan, peneliti SMRC dan Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu & Demokrasi (PERLUDEM), Titi Anggraeni. Ada keresahan di tengah warga Makassar yang menyebabkan kotak kosong tak menjadi pilihan kosong. Ia seolah menjadi simbol perlawanan terhadap proses Pilkada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 

CALON TUNGGAL TETAP MELAWAN!

Meski, belum tentu proses berhenti di hasil akhir KPU. Pasangan Appi-Cicu, melalui wawancara saya dengan Munafri Arifuddin (Appi), mengatakan bahwa kemenangan kotak kosong di Pilkada Makassar adalah sebuah anomali. Appi bahkan memiliki data, kecurangan dari pihak Danny Pomanto yang menggerakkan masyarakat untuk memilih kotak kosong, saat menjabat Walikota Makassar. Pasangan ini, berniat akan melakukan perlawanan lewat Mahkamah Konstitusi (MK). 

Apapun hasilnya nanti, tidak boleh ada kecurangan oleh siapapun pihak manapun, pada proses Pilkada. Karena Demokrasi mensyaratkan kejujuran. Jika tidak, maka akan tercoreng dalam sejarah negeri, karena masyarakat dan media, tidak mampu menjadi pengawal kontestasi!

 Jangan!

 Saya Aiman Witjaksono,

Salam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun