Pasca peristiwa penyanderaan 36 jam, selama 3 hari, di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, terjadi aksi susulan. Satu Polisi dari Satuan Intel Brigade Mobil (Brimob), meninggal disabet senjata tajam yang dibawa oleh orang tak dikenal.Â
Selain lima anggota Brimob Densus 88 yang gugur, dalam kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, sehari setelahnya, Jumat dini hari, seorang polisi juga gugur saat menjalankan tugasnya untuk memeriksa orang tak dikenal yang ditemuinya di depan Rumah Sakit Bhayangkara, persis di sebelah Markas Komanda Brigade Mobil, di Depok itu.
Orang Misterius & Pisau Beracun
Peristiwa ini diawali pada Kamis (10/5) menjelang tengah malam. Jam 23.00 WIB, korban (Bripka Marhum Prencje) keluar mako Brimob dengan tujuan pengamanan di depan Rumah Sakit Bhayangkara. Setibanya persis di depan RS Bhayangkara, korban melihat seseorang yang mencurigakan, dengan gerak-gerik OTK (orang yang tak dikenal) tersebut melihat ke arah dalam Mako Brimob Kelapa Dua," mengutip penjelasan Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, pada Jumat (11/5).
"Melihat adanya OTK (yang belakangan diketahui bernama Tendi Sumarno, Mahasiswa berusia 23 tahun) tersebut, korban langsung menghampiri OTK dan menanyakan maksud serta tujuan OTK itu. Namun tidak adanya penjelasan apapun dari OTK, korban, Bripka Prencje langsung menghubungi Briptu Mato dan Briptu Gruisce teman dari satuan Intel Brimob lainnya. Argo mengatakan setelah beberapa menit kemudian teman dari korban datang dan selanjutnya OTK tersebut langsung diamankan ke Kantor Sat Intel Kor Brimob, dengan dibonceng menggunakan motor oleh Bripka Prencje. Â
Berdasarkan penjelasan lanjutan dari Kombes Argo Yuwono, Sesampainya di Kantor Sat Intel Kor Brimob (tepatnya di parkiran), Â Argo, OTK tersebut langsung mengeluarkan pisau dan melukai korban.Â
Sontak, mendengar adanya teriakan dari korban minta tolong Briptu Mato dan Briptu Grusce yang bersama korban langsung mengeluarkan senjata dan menembaki OTK tersebut dan mengenai Dada sebelah kanan hingga OTK tersebut terjatuh dan meninggal di lokasi. Â Belakangan Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, mengungkapkan, pisau yang digunakan Tendi, adalah pisau beracun.Â
Muncul pertanyaan, apakah Tendi Sumarno, merupakan bagian jaringan teroris, masih dalam penyelidikan. Tetapi yang jelas, ada sejumlah kecurigaan, sejumlah orang tak dikenal berada di sekitar mako brimob, selama dan pasca kejadian kerusuhan di sana. Saya pun mendapatkan sejumlah bukti yang menggambarkan, ada orang mencurigakan mengamati suasana termasuk pengamanan di Mako Brimob. (foto terlampir).Â
Sungguh aneh, orang memvideokan dengan menggunakan masker, kacamata hitam dan penutup kepala. Belum diketahui sampai kini, sosok yang tertangkap kamera itu. Masih misterius, termasuk pertanyaan apakah, bagian dari jaringan teroris di luar, dan terkait dengan aksi kerusuhan di dalam Mako Brimob, belum jelas!
Sosok Parlente & Mobil Mewah
Saya mencoba mencari tahu dari beberapa lokasi di sekitar mako Brimob, yang dikelilingi oleh perkampungan. Dalam program AIMAN yang tayang pada Senin pukul 8 malam, saya tanyakan kepada warga di sana, tidak pernah ada media yang datang ke lokasi ini, mungkin karena fokus di halaman depan mako dan media center di Direktorat Polisi Satwa, Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.Â
Mako Brimob yang luas memang sebagian besarnya dikelilingi perkampungan warga, tidak sedikit yang rumahnya menempel langsung dengan dinding mako Brimob. Meski penjagaan di setiap sisi ketat oleh personil Brimob. Saya menanyakan kepada warga di daerah yang paling dekat dengan Mako, apakah ada warga yang mencurigakan.Â
Salah seorang warga, menuturkan, sepanjang kejadian di 3 hari itu, ada beberapa sosok misterius, yang berada di sini. Beberapa diantaranya bahkan sudah dilaporkan dan langsung diperiksa personil di Mako Brimob. Diantara dari mereka tidak sama sekali menunjukkan tanda -- tanda mencurigakan dari fisik, tiga orang, menggunakan mobil SUV mewah, rapi dan tampak parlente.Â
Namun yang mencurigakan, mereka berada di dalam perkampungan yang paling dekat dengan Mako Brimob, Â di dalam mobil, parkir di depan toko yang tutup, sejak pukul 2 siang, hingga 10 malam. Sungguh janggal! Aksi mereka ini, kemudian dilaporkan ke pos brimob terdekat, meski belum diketahui, apakah keduanya sempat diperiksa atau tidak.
Operasi & Evaluasi
Saya menanyakan hal ini kepada Kadiv Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto, yang mengungkapkan bahwa pasca kejadian rusuh mako brimob, ditambah dengan meninggalnya Bripka Marhum Prencje, pengamanan di sekitar Mako Brimob khususnya, diperketat. Bahkan siapa saja yang tampak memfoto dan bukan dari wartawan yang telah melapor sebelumnya, akan diperiksa di pos jaga Brimob. Â
Selain itu, operasi penangkapan terduga teroris, dilakukan lebih masif. Kemarin tersiar informasi, ada 4 terduga teroris ditangkap di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Dua diantaranya terpaksa ditembak, karena dinyatakan melawan petugas. Â Evaluasi juga dilakukan Polri dari peristiwa ini, paparnya.Â
Bagaimanapun, kejadian di Mako Brimob, adalah duka yang tak pernah hilang dari catatan sejarah. Lima polisi ditambah satu, pada hari berikutnya, gugur di markasnya. Sebagian besar karena meninggal dengan cara sadis tak terperi. Perhatian pada narapidana teroris yang memang bukan biasa. Berbulan -- bulan berada di kamp khusus, bahkan sebagiannya berada tahunan di medan perang. Tak boleh ada lagi tragedi serupa.Â
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H