Mako Brimob yang luas memang sebagian besarnya dikelilingi perkampungan warga, tidak sedikit yang rumahnya menempel langsung dengan dinding mako Brimob. Meski penjagaan di setiap sisi ketat oleh personil Brimob. Saya menanyakan kepada warga di daerah yang paling dekat dengan Mako, apakah ada warga yang mencurigakan.Â
Salah seorang warga, menuturkan, sepanjang kejadian di 3 hari itu, ada beberapa sosok misterius, yang berada di sini. Beberapa diantaranya bahkan sudah dilaporkan dan langsung diperiksa personil di Mako Brimob. Diantara dari mereka tidak sama sekali menunjukkan tanda -- tanda mencurigakan dari fisik, tiga orang, menggunakan mobil SUV mewah, rapi dan tampak parlente.Â
Namun yang mencurigakan, mereka berada di dalam perkampungan yang paling dekat dengan Mako Brimob, Â di dalam mobil, parkir di depan toko yang tutup, sejak pukul 2 siang, hingga 10 malam. Sungguh janggal! Aksi mereka ini, kemudian dilaporkan ke pos brimob terdekat, meski belum diketahui, apakah keduanya sempat diperiksa atau tidak.
Operasi & Evaluasi
Saya menanyakan hal ini kepada Kadiv Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto, yang mengungkapkan bahwa pasca kejadian rusuh mako brimob, ditambah dengan meninggalnya Bripka Marhum Prencje, pengamanan di sekitar Mako Brimob khususnya, diperketat. Bahkan siapa saja yang tampak memfoto dan bukan dari wartawan yang telah melapor sebelumnya, akan diperiksa di pos jaga Brimob. Â
Selain itu, operasi penangkapan terduga teroris, dilakukan lebih masif. Kemarin tersiar informasi, ada 4 terduga teroris ditangkap di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Dua diantaranya terpaksa ditembak, karena dinyatakan melawan petugas. Â Evaluasi juga dilakukan Polri dari peristiwa ini, paparnya.Â
Bagaimanapun, kejadian di Mako Brimob, adalah duka yang tak pernah hilang dari catatan sejarah. Lima polisi ditambah satu, pada hari berikutnya, gugur di markasnya. Sebagian besar karena meninggal dengan cara sadis tak terperi. Perhatian pada narapidana teroris yang memang bukan biasa. Berbulan -- bulan berada di kamp khusus, bahkan sebagiannya berada tahunan di medan perang. Tak boleh ada lagi tragedi serupa.Â
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H