Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Aksi Intelijen Intimidasi di "CFD"

19 Mei 2018   08:00 Diperbarui: 19 Mei 2018   08:20 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepekan lebih, perdebatan soal intimidasi yang diperlihatkan video viral saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor alias Car Free Day(CFD), Minggu (29/4) pekan lalu. Awalnya perdebatan berkisar antara adanya intimidasi atau tidak. Namun belakangan, perdebatan mengarah kepada tagar alias tanda pagar #KodeGelang, yang berafiliasi dengan aksi intelijen di balik peristiwa intimidasi CFD.

GELANG KOKKA & MELIPIR KE KUBU LAWAN

Adalah Mustofa Nahrawardaya, seorang Aktivis Muhammadiyah yang juga vokal bersuara di media sosial, dan kerap menjadi narasumber di Televisi. Tofa, panggilannya, yang pertama kali mengungkapkan bahwa ada gelang khusus yang dipergunakan saat CFD lalu, dan diduga kuat menjadi penanda aksi, yang ditengarainya berkaitan dengan operasi Intelijen. 

Gelang yang dimaksud, adalah gelang Kokka, yang berasal dari Arab Saudi, selain sering digunakan untuk asesoris, juga bisa digunakan untuk membantu menghitung bacaan dzikir. Benarkah apa yang disampaikan Tofa?

Saya mewawancarainya dalam progam AIMAN, yang akan tayang malam ini (7/5/2018) pukul 20.00 wib di KompasTV. Saya mewawancarainya detail terkait hal ini, termasuk ada tiga alasan ia ungkapkan. Ia menggunakan istilah operasi Intelijen, karena ada sebuah kesengajaan yang nyata, menurutnya. Tidak mungkin hal ini adalah sesuatu yang alami terjadi, tanpa ada operatornya. 

Gelang bukan satu -- satunya tanda, adanya kecurigaan ini. "Gelang hanya dipakai menandakan kelompok yang memiliki tujuan sama untuk menyukseskan aksi", menurut sosok yang kerap dijadikan narasumber, sebagai analis kasus kriminal di media massa.

 Selain gelang, ada aksi sepekan sebelumnya di tempat yang sama, CFD, dari kelompok yang berseberangan dengan kelompok #2019GantiPresiden dan berkumpul di sekitar Bundaran HI. Menurut Tofa, aksi ini untuk memicu pekan setelahnya, agar muncul aksi tandingan dari kelompok #2019GantiPresiden. Harapannya jika bertemu, maka akan mudah melakukan operasi gelap ini, dalam kaitannya untuk membenturkan kedua kelompok.

Tanda selanjutnya menurut Tofa, adalah adanya kejanggalan pada Susi Ferawati yang menjadi korban intimidasi bersama anaknya, pada CFD pekan lalu. "Susi tahu bahwa kubu yang berseberangan ada di depannya, namun ia nekat berjalan menuju ke sana", kata Mustofa. Tiga alasan inilah, yang membuat Tofa yakin bahwa ada operasi intelijen yang bekerja saat itu, selain Video rekaman intimidasi yang dinilainya terlalu sempurna.

SUSI: GELANG UNTUK DZIKIR

Saya mencoba mewawancarai Susi Ferawati, terkait dua tudingan Tofa, kepadanya. Pertama soal Gelang yang dipakai Susi, dan dikatakan sebagai penanda yang biasa digunakan dalam sebuah operasi intelijen. Susi mengatakan gelang itu, bukan baru ia gunakan, melainkan sejak tahun lalu. Ia membelinya di Madinah, Arab Saudi, dan kerap dipakainya untuk berdzikir, kata Susi, yang belakangan tampak sering menggunakan kerudung saat tampil di media massa. 

Selanjutnya soal "nekat" melipir ke kubu yang berbeda, Susi mengungkapkan bahwa ia bersama kelima rekan termasuk anaknya, memang berjalan dari arah Monas menuju ke Bundaran HI. Dan selama perjalan itu, sekitar 3 kilometer, ia tidak menemukan kubu -- kubu seperti yang selama ini diperkirakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun