Celakanya, NIK yang digunakan adalah NIK milik orang lain dan diduga digunakan untuk mendaftarkan jutaan nomor ponsel, yak dengan hanya 1 NIK saja!Â
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat Roy Suryo mengungkapkan ada kejanggalan dari selisih data ini, yang mengarah pada potensi kebocoran data KTP Elektronik. DPR berencana akan membentuk Panitia Kerja (Panja) yang khusus membahas soal ini bersama pihak pemerintah.
NIK, Perampokan Uang di Bank, Hingga E-Voting...
Ada banyak hal yang bisa dilakukan jika seseorang menguasai data KTP orang lain. Mulai dari menipu ala "mama minta pulsa", hingga merampok rekening uang milik orang lain di rekening bank. Atau di masa depan terkait dengan pemilihan umum yang akan menggunakan sistem E-Voting. Pasti menggunakan NIK.Â
Betapa ngerinya jika terjadi kecurangan akibat data NIK yang diperoleh seseorang saat ini untuk mengacaukan hasil pemilu kita di masa mendatang. Jika tidak diantisipasi sejak saat ini, kekacauan Negara di depan mata!
Meski baik Menkominfo maupun Dirjen Dukcapil mengatakan tidak ada kebocoran, tetap tidak boleh ada misteri. Semua harus terbukti. Bahwa tidak ada data yang bocor, apalagi dijual beli oleh karena lemahnya sistem di negeri kita saat ini.Â
Taruhannya adalah masa depan negara ini, (mungkin) Pemilu 10 tahun lagi!
Saya Aiman Witjaksono, Salam.