Mohon tunggu...
Aiman Witjaksono
Aiman Witjaksono Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan TV

So Called Journalist

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Misteri Kecelakaan Setya Novanto

27 November 2017   00:16 Diperbarui: 27 November 2017   09:39 4310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setya Novanto. Kompas.com

Banyak yang katakan punya kesaktian. Betapa tidak, belasan tahun disebut-sebut dalam berbagai kasus korupsi, tapi tak ada satupun yang berujung jeratan. Akankah kali ini, Novanto akan dibawa ke pengadilan, atau sebaliknya, KPK yang kembali mendapat "ujian".

Persis di Depan Rumah Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh

Kabar mengejutkan datang. Setelah menghilang pasca didatangi petugas KPK di rumahnya (Rabu, 15 November 2017), Ketua DPR sekaligus pimpinan tertinggi Partai tertua di Republik ini, Golkar, Setya Novanto, mengalami kecelakaan. Lokasi kejadian perkaranya ada di Kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Saya mendatanginya. Dan ternyata lokasi itu, persis di depan kediaman Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.  Saya menyusuri lokasi kejadian.

Hal Menarik di Lokasi Kejadian

Ada yang menarik dalam penelusuran saya. Kebetulan saya datang ke lokasi kejadian kecelakaan Setnov, nama panggilan populer sang ketua DPR Setya Novanto. Saya memerhatikan polisi yang sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (Olah TKP). Satu persatu bukti, dicocokan. Titik-titik yang menjadi bukti dilingkarinya dengan kapur. Polisi pun memberikan penomoran pada lingkaran-lingkaran kapur itu. Ada tujuh buah lingkaran yang saya perhatikan. Polisi berasal dari tim gabungan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Korps Lalu Lintas Polri, hingga Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Selatan.

Detail Kejadian Kecelakaan

Ada lebih dari 20 Polisi yang melakukan Olah TKP. Dari pembicaraan informal saya dengan petugas di sela-sela kesibukannya melakukan pekerjaan ini, saya bertanya detail kecelakaan. Lengkapnya akan tayang Senin malam, di KompasTV pukul 8. Yang terjadi adalah, Mobil Toyota Fortuner bernomor Polisi B 1732 ZLO, yang ditumpangi Setya Novanto (duduk di kursi belakang sisi kiri) Hilman Mattauch, sang pengemudi yang merupakan wartawan MetroTV, dan AKP Reza Ajudan Ketua DPR, Setya Novanto dari pihak Kepolisian (yang telah diperiksa Divisi Profesi & Pengamanan Polri). 

Mobil ini naik ke trotoar yang disebelahnya ada saluran air yang cukup deras, menyerupai sungai kecil. Mobil mulai naik ke trotoar sekitar 20 meter sebelum tiang Penerangan Jalan Umum (bukan tiang listrik).  Mobil naik ke trotoar, dan terus berjalan, menyerempet pohon sekitar 2 meter dari tiang, dan berakhir menabrak tiang penerangan jalan umum. 

Ada dua analisis di sini yang mungkin terjadi. Jika Mobil dikemudikan dalam laju kecepatan rendah, maka dalam jarak 20 meter, mobil sangat mungkin untuk kembali ke jalur semula (turun kembali ke jalan raya dan kembali stabil). Perkiraan ini diambil dengan kemungkinan bahwa pengemudi setelah menabrak dan naik ke trotoar, langsung reflek alias spontan membanting setir mengarah ke jalanan normal. Ini bisa dilakukan karena laju kecepatan mobil rendah. Lalu bagaimana jika kecepatan mobil tinggi? 

Nah ini yang menjadi kemungkinan kedua. Jika laju kecepatan mobil tinggi, maka setelah naik ke trotoar, kecil kemungkinan mobil bisa dikendalikan. Bahkan untuk membelokan sedikit kemudipun sulit. Sehingga mobil akan "nyelonong" melibas trotoar yang hanya memiliki lebar kurang dari 2 meter, dan akhirnya akan tercebur saluran air.

Pertanyaan dari Lokasi Kecelakaan

Tentu menjadi pertanyaan mengapa, mobil akhirnya menabrak tiang penerangan jalan umum, di jarak (20 meter) yang masih mungkin untuk membelok pada kecepatan rendah, atau justru tidak tercebur ke saluran air, pada laju mobil jika dalam kecepatan tinggi? 

Saya menanyakan dua kemungkinan ini kepada Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum (Kasubdit Gakkum) Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto. Budiyanto menyatakan, belum bisa menyimpulkan, karena semua masih harus diselidiki dan akan disimpulkan pada saatnya nanti.

Termasuk pertanyaan saya kepada Budiyanto, setelah melihat mobil Toyota Fortuner tersebut. Mengapa kaca yang pecah, di samping tempat duduk, Ketua DPR Setya Novanto, bukan di bagian kaca depan?

"Apakah pak Setya Novanto, terbentur kaca, atau ada benturan lain yang mengakibatkan kaca penumpang belakang kiri itu pecah berkeping keping?" tanya saya kepada AKBP Budiyanto. 

Karena, jika ada benturan akibat kecelakaan di bagian depan, tentu kaca bagian depan yang pecah, bukan bagian samping. Atas hal ini, Budiyanto juga belum bisa menjawab, karena lagi-lagi, semua masih dalam tahap penyelidikkan.

Masa Depan Kasus Setnov

Sejak tahun 2001, atas kasus Hak Tagih Bank Bali yang menyebabkan kerugian Negara ratusan miliar rupiah, Setya Novanto sempat terjerat dalam kasus ini. Namun dua tahun berselang, Kejaksaan Agung mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3). Setya Novanto pun dinyatakan lepas dari kasus ini.

Adapula sederet kasus lainnya juga berakhir dengan bebasnya jeratan Setya Novanto.

Kini, apakah kisahnya akan berakhir sama, setelah sekian kali KPK "jungkir balik" berupaya menjeratnya? Apakah pengadilan yang akan jadi ujungnya, atau kembali perlawanan terhadap KPK yang lagi dan lagi jadi faktanya?

Kita tunggu bersama, masyarakat antusias melihatnya.

Saya Aiman Witjaksono

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun