Mohon tunggu...
Aiman
Aiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang penuntut Ilmu. Ilmu yang saya tuntut bukan hanya akademis saja, tetapi semua ilmu yang meliputi kehidupan. Selain Guru dan Dosen, kehidupanlah yang mengajari saya belajar. Cita-cita saya hanya satu, yaitu ingin menjadi orang yang berguna bagi sesama manusia, agama, serta nusa dan bangsa. Saya termasuk orang mengikuti berita-berita yang terpublikasikan. Dari semua berita, saya mengambil ilmu dan hikmahnya hingga menerapkannya dalam kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Pendidikan Menurut Pemikir Hindu

16 Desember 2024   22:22 Diperbarui: 16 Desember 2024   22:22 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FILSAFAT PENDIDIKAN MENURUT PEMIKIR HINDU

Artikel ini mengkaji tentang filsafat pendidikan menurut salah satu pemikir Hindu yakni S. Radhakrisnan. Artikel ini ingin menelusuri filsafat Pendidikan Radhakrisnan melalui kajian pemikiran. Beberapa buku Radhakrisnan yang dijadikan rujukan yakni Indian Philosophy, The Philosophy of Radhakrisnan, Eastern Religions and Western Thought. Pandangan Radhakrisnan mengenai pendidikan terletak pada tujuannya dalam mempertemukan pendidikan spiritual dan sosial untuk merekonstruksi sebuah masyarakat ideal di mana orang-orangnya bebas dari kebodohan dan tabiat buruk.

Pendidikan (Sumber: pendidikan - Search))
Pendidikan (Sumber: pendidikan - Search))

Pendidikan Menurut Pemikir Hindu

Dr. Radhakrishnan adalah salah satu filsuf India yang berbicara tentang pendidikan. Pandangan Radhakrisnan tentang pendidikan cukup reflektif dan berawal dari kegelisahannya melihat krisis karakter, takhayul dan pelanggaran kewajiban yang terjadi di India. Radhakrishnan sangat yakin bahwa bangsa tidak bisa maju, meningkatkan standar generasi muda dan masyarakat sebelum adanya pendidikan yang tertanam kuat. Radhakrishnan menganggap pendidikan sebagai faktor sosial terpenting. Dia mengecam keras apa yang kini terjadi pada pendidikan hal berbahaya seperti 'pembelajaran yang dangkal". Dia menekankan perlunya perubahan baru dalam pendidikan.

Sama halnya dengan Plato yang menganggap pendidikan harus mendapatkan tempat utama dan menjadi perhatian serius Negara. Menurut Plato, pendidikan adalah tugas dan panggilan sangat mulia yang harus diselenggarakan oleh Negara. Kebobrokan masyarakat yang begitu parah tidak akan dapat diperbaiki dengan cara apapun kecuali pendidikan. Dalam pandangan Plato, pendidikan adalah faktor satu-satunya yang sanggup menyelamatkan manusia dan Negara dari kehancuran dan kemusnahannya.

Radhakrisnan juga menganggap pendidikan sebagai faktor sosial terpenting. Pendidikan harus diberikan kepada semua orang oleh Negara, karena ia merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama. Jika para warga memiliki pendidikan yang baik, mereka akan dapat melihat celah-celah sempit yang bisa menimbulkan malapetaka, dan menghadapi keadaan darurat. Radhakrisnan juga mengkritik institusi pendidikan saat itu yang tidak mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kecerdasan, melainkan mencetak generasi dengan pola-pola disetujui, dicekoki informasi dan diajarkan supaya memberikan jawaban benar terhadap rasialisme dan agama. Berikut pandangan Radhakrisnan.

Di lembaga-lembaga pendidikan kita, alih-alih dilatih untuk mengembangkan kekuatan kita dan meningkatkan kecerdasan, kita dibentuk menjadi pola yang disetujui, stufe dengan informasi, dan diajarkan untuk menghasilkan respons yang benar terhadap rangsangan patriotisme, rasialisme dan agama. Kami berperilaku seperti pertunjukan hewan, boneka animasi. Jiwa dibius dan kita memiliki wajah tanpa fitur.

Menurut Rahdakrisnan, ketika berpikir secara kolektif, kita lebih banyak mengandalkan naluri ketimbang nalar. Kita menjadi kumpulan massa yang benar-benar terisolir, menghafal pandangan-pandangan tentang masyarakat, negara, hukum adat dan individu. Kita sangat tidak memahami arti penting sejati dari upaya manusia, dan tumbuh menjadi makhluk yang terbelakang secara mental, rakus akan kesenangan, dan mudah membenci atau memusuhi.

Terjadi pemelaratan kehidupan manusia secara disengaja. Kasih sayang keluarga, cinta akan kampung halaman, menghormati orang tua, semuanya itu dikecam sebagai pembudakan spiritual, awal dari era ketidakberadaban yang darinya kita harus terbebaskan. Kita menjadi terdesak untuk menerapkan cara-cara kekerasan, bahkan terhadap orang tua kita. Sebagaimana dikemukakan oleh Sabine, "Jika kebaikan merupakan pengetahuan, maka bisa diajarkan, dan sistem pendidikan yang mengajarkannya merupakan bagian yang sangat penting dari sebuah negara yang baik. Jika pendidikan tidak diperhatikan, maka apa pun yang dilakukan oleh Negara tidak akan dipersoalkan. Pentingnya pendidikan memang diakui, sebagai konsekuensinya Negara tidak bisa menyerahkan pendidikan kepada tuntutan swasta dan mengkomersialkan sumber-sumber pasokan, namun harus menyediakan sendiri sarana yang diperlukan, harus memastikan bahwa warga mendapatkan pendidikan yang mereka perlukan, dan harus pula memastikan bahwa pendidikan itu cocok dengan keselarasan dan kesejahteraan Negara."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun