Pria bersurai perak mengernyitkan dahi, lalu tersenyum manis, “Kau tidak tahu?” Latata segera menggeleng. Pria itu berpura-pura seakan baru saja menghela napas.
“Kau ada di zona peralihan, Latata. Kamu mati tenggelam. Oh, tidak, tepatnya kau mengakhiri hidupmu dengan menenggelamkan diri ke sungai.” Pria bersurai perak melipat kedua tangan. “Pasti kehidupanmu sungguh berat, sehingga membuatmu memutuskan demikian. Aku turut bersedih.”
Latata tersenyum kecut.
“Nah, karena kau sudah ada di sini, mari kita lupakan kehidupanmu yang sebelumnya dan membahas kehidupan selanjutnya untukmu.” Pria itu mendudukkan diri di hadapan Latata.
“Maksudnya?”
“Reinkarnasi. Karena selama kau hidup, kamu selalu berkelakuan baik, Dewa menganugerahkan padamu kehidupan baru.” Si pria mendekat pada Latata dan berbisik, “Kau bisa memilih kehidupanmu kali ini, menarik, bukan?”
“Bagaimana dengan orangtuaku? Apa mereka menyesal? Aku mengakhiri nyawaku karena ingin mereka menyesal telah mengekangku selama ini. Juga ingin membuat orang-orang yang berbicara buruk tentangku merasa bersalah.”
Mendengar itu, pria perak tertawa. “Kau mengakhiri hidupmu karena menginginkan hal remeh itu?”
Latata mengangguk mantap. “Mereka menyesal?”
Pria bersurai perak menggeleng. “Kematianmu menjadi buah bibir warga desa Aera. Sangat jauh dari ekspektasimu. Sekali lagi, Aku turut bersedih.” Latata memicingkan mata, merasa tidak percaya. Hingga detik berikutnya, satu sisi berwarna putih itu berubah seperti layar televisi yang menampilkan warga desa Aera tengah berkerumun membicarakan kematian Latata. Mereka menduga banyak hal.
Latata melebarkan kedua manik berliannya, merasa tidak percaya dengan isi percakapan itu. Semua yang mereka bicarakan terlalu jauh dari kata mengekang. Warga desa, kerabat bahkan orangtuanya menduga jika ia mengakhiri hidup karena terlampau malu dengan prestasinya. Ada yang berpendapat bahwa Latata tidak sengaja terpeleset dan jatuh ke sungai. Bahkan ada yang menduga ia telah dibunuh oleh pengagum rahasia. Sebab itu, mereka sepakat untuk mengadakan sayembara. Bagi siapa saja yang berhasil mengungkap kematian Latata, akan diberikan hadiah satu peti emas. Sungguh luarbiasa.