Mengingatkanku akan kau yang lapar
Aku menghela nafas, menyampirkan bulu domba import tujuh puluh juta di pundakku
Kulihat ke bawah sebentar, rupanya kulit harimau yang kini melingkar di kakiku menangis, mungkin bosan diinjak-injak
Kurogoh segulung tisu, mengelapnya dengan hati-hati
Pandanganku beralih kembali ke arahmu, serius, kau adalah distraksi, kubenahi chanel yang bertengger di hidung, menghela nafas dan berjalan ke arahmu
Raut menghiba, suara tertahan, tatapan memelas, aku lagi-lagi terdistraksi
Seperti kau menagih janji-janji
Tapi apa? Aku bahkan tak peduli
Berdecih, melenggak
Melempar onggokan tisu ke sebelahmu, lantas berlalu ke basement
Mengecek sekali lagi, nampaknya tak ada yang tertinggal, tak ada yang salah,Â