Mohon tunggu...
Abigail Adeline
Abigail Adeline Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari ilmu

Saya suka menulis, lumayan. Tapi jarang sih. Kalau kepikiran ide, langsung tulis wkwkkw.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peran Orang Tua

7 Oktober 2024   23:33 Diperbarui: 8 Oktober 2024   05:11 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini Bapak gak pulang, sedangkan Ibu baru aja berangkat ke tempat kerjanya jam empat pagi ini. 

Kenalan yuk, namaku Anindya, aku berada di kelas satu SMA... baru aja naik, gak pake tangga tapi.

Aku udah biasa pagi-pagi begini bikin sarapan sendiri, beresin rumah, habis itu pesen ojek online dan berangkat ke sekolah. Waktu itu aku nekat mau jalan kaki dari rumah ke sekolah, tapi ketahuan Ibu, aku malah dilarang jalan kaki lagi. Biasa.. strict parents, tapi kadang gak pedulian juga.

Setelah selesai beresin rumah, aku pesen ojek dan berangkat. 

* * *


Aku dikasih banyak uang jajan, tapi aku jarang beli makanan di kantin. Mending ku tabung, lebih berguna kalau semasa nanti orangtuaku ninggalin rumah dengan lama. 

Aku bahagia karena punya dua orangtua yang sayang sama aku, selalu bisa diajak ngobrol dan curhat tentang segala hal tapi, itu dulu.. berhenti di kelas enam SD. Sekarang, mereka lebih peduli sama pekerjaan masing-masing, Ibu pernah pulang ke rumah tapi ngiranya aku hantu karena lupa kalau aku ada. 

* * *

 "Bapak, kok udah pulang? Bukannya besok?" tanyaku pada Bapak yang pulang dengan tergesa-gesa. 

Bapak menggeleng. "Habis ini balik lagi, masih banyak yang harus diurus. Udah sana, Bapak lagi gak mau diganggu." 

"Pak, tapi Bapak tahu gak?" tanyaku.

"Bapak gak mau tahu." Bapak menjawab dengan ketus, aku tidak berpikir negatif, mungkin karena lelah. 

---

"Pak, ada lihat gunting gak?" 

"Gak, bisa jangan tanya-tanya? Bapak lagi nenangin pikiran, kamu jangan bikin tambah pusing. Cari sendiri gak bisa?" 

Aku mengangguk. "Bisa, Pak. Maaf ya ganggu." aku pergi dari ruang tengah, kembali ke dapur untuk sekedar duduk dan melamun, aku jarang mengobrol, sekalinya mengobrol malah jadi seperti ini.

---

"Ibu, pulang jam berapa?" tanyaku dengan lembut. 

"Ya sepulangnya." Ibu juga sama saja, menjawab dengan ketus. Padahal masih dengan pakaian rapih dan tubuh yang segar bugar. "Oke Bu, hati-hati." ucapku sambil melambaikan tangan pada mobil yang kini menjauh dariku. 

Aku menghela nafas dan menundukkan kepala dengan berat. "Aku cuma mau rasain kasih sayang yang dulu kalian kasih ke aku.." 


TAMAT


Orangtua harus sadar akan perannya dalam keluarga, coba memainkan perannya walaupun punya peran lain di luar itu. 

Komunikasi antar keluarga itu sangat penting, juga memengaruhi mental anak secara tidak langsung. 

Mungkin beberapa Orangtua di luar sana masih belum sadar akan apa yang dilakukannya, tetapi coba kontrol emosi diri masing-masing, karena setiap orang punya batasannya. 

Setiap orang berhak mendapatkan kasih sayang, setiap orang juga berhak untuk diperlakukan secara adil dan sama rata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun