Berdasarkan Peraturan KPU nomor 8 tahun 2023 tentang pembentukan dan tata kerja badan adhoc penyelenggara pemilu dan pilkada batas usia maksilam di turunkan menjadi 55 tahun sedangkan batas minimal menjadi KPPS adalah 17 tahun, ini menjadi kesempatan yang sangat besar bagi pemuda untuk ikut serta dalam pelaksanaan pemilihan umum 2024
Sebagi Pemilih
Pemuda Seringkali dalam survey pemilu dikatakan sebagai undecided voters (pemilih belum menentukan pilihan) serta swingvoters (pemilih mengambang mash bisa berumah) namun kedua karakter pemilih atau voters ini lah yang juga menjadi penentu keterpilihan kontestan, pada pemilu 2024 nanti pemilih dengan usia 17 sampai dengan usia 39 tahun hingga 40 tahun, proporsinya sekitar 53 sampai 55 persen atau 107 juta, hampir 107-108 juta dari total jumlah pemilih di Indonesia dan kita tau di rentan usia tersebut sangat melek teknologi.
Melansir dari katadata.co.id tentang survey karakter pemimpin yang diminati oleh pemuda pilihan jujur dan tidak korupsi menempati peringkat satu, disusul dengan karakter merakyat/sederhana ini menandakan jika pemilih saat ini khususnya anak-anak muda sudah sadar betul tentang kondisi bangsa ini dimana yang menghambat laju perkemangan bangsa ini adalah korupsi, dengan korupsi dari berbagai tingkatan sudah mereka ketahui bahkan mungkin mereka menjadi korban praktek-praktek kolusi dan Nepotisme di tingkatan paling bawai baik dalam pemerintahan ataupun swasta,
Jika ini digerakan dengan masif mengambil contoh tiktoker bima lampung, mahasiswa yang kulia di australia yang mengangkat isu daerahnya begitu cepat warganet yang didominasi anak muda bergerak untuk mendukuny, bima saat itu sebagai pemantik dari bom waktu yang siap meledak dan akhirnya memang terjadi sampai-sampai presiden datang dan meninjau lansung, inilah kekuatan media sosial yang akan sangat berperan dalam pemilu 2024, bak pisau bermata dua media sosial bisa menjadi penggerak nyata dimasyarakat namun juga bisa berperan dalam hal disinformasi (kita bahas di edisi selanjutnya).
Pada pemilu 2024 Generasi Baby Boomers bisa jadi akan semakin kehilangan peranya dan akan digantikan oleh Generasi Milenial dan Generasi Z, jika merujuk pada pemilu 2014 dan 2019 yang diwarnai dengan isu-isu masalalu seperti Komunisme, HAM serta isu SARA, penulis yakin tidak akan banyak mewarnai di pemilu 2024 namun harus tetap waspada, kenyakinan ini didasari aktor-aktor yang bersuara sudah tidak banyak serta isu-isu tersebut kurang diminati oleh generasi saat ini yang cenderung ahistoris dan cuekÂ
Generasi saat ini lebih tertarik untuk membahas perkembangan teknologi, lapangan pekerjaan, inovasi usaha, Dengan karakteristik pemuda yang berani, kreatif dan juga menguasai teknologi khususnya media sosial, rasa-rasanya pemilu 2024 akan menjadi ajang bagi generasi muda untuk bisa mengubah bangsa ini kearah lebih baik,
"Buta yang terburuk adalah buta politik. Dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik."
Penyair Jerman yang hidup di abad ke-19 Â Bertolt Brecht, (1898-1956)
Penulis
Rizka kurniawan