Mohon tunggu...
Aidi Kamil Baihaki
Aidi Kamil Baihaki Mohon Tunggu... Guru - Berusaha melinearkan membaca dan menulis

Memandang literasi sebagai kegiatan positif yang serius atau pun bermain-main.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Antara PR dan Puasa

8 Agustus 2024   18:03 Diperbarui: 8 Agustus 2024   18:05 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Apa hubungan antara PR dan Puasa?

Mungkin tidak ada. Tapi cerita ini berkaitan dengan keduanya.

Matahari menusukkan duri-durinya siang ini. Gerah rasanya.

Bunda beranjak ke ruang tengah, hendak memeriksa persiapan menu buka puasa dalam kulkas.
Bunda agak terkejut melihat Abim duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja di sana. Di meja sudah teronggok susu sachetan dan beberapa potong roti tawar.

Bunda memandangi Abim sedemikian rupa, berharap Abim akan mengerti bahwa hari ini harusnya berpuasa. Tapi Bunda melihat anak kesayangannya ini seakan tak menyadari apapun. Dengan perlahan sebagian isi susu sachetan dibalurkan ke permukaan sepotong roti.

Bunda tetap memperhatikan tanpa suara. Abim hanya menoleh sebentar dan meneruskan apa yang dikerjakannya.

Sepotong roti dilahap dengan bernafsu.
Ah, mungkin Abim lupa, begitu batin Bunda. Kasihan kalau diingatkan. Toh, makan atau minum karena lupa tidak berpengaruh terhadap puasa.

Bulan Ramadhan tahun ini adalah tahun ketiga bagi Abim belajar menahan lapar dan dahaganya.

Tapi ketika Abim selesai minum dan berancang-ancang mengambil sepotong roti lagi, Bunda segera mencegah. Sepotong saja sudah cukup untuk lupa.

"Lho, Abim masih mau makan lagi?"

"Iya, Bunda. Abim kan tidak puasa?"

Kali ini Bunda terkejut. "Kenapa Abim tidak berpuasa?"

Sekilas Abim terlihat merasa bersalah. "Abim tidak mengerjakan PR, Bunda," jawabnya.

Mendengar jawaban demikian Bunda menjadi bingung. "Apa hubungannya tidak mengerjakan PR dengan puasa?"

Abim urung meneruskan mengoleskan susunya.
"Tadi di sekolah, Bu Guru menanyakan PR Abim. Terpaksa Abim berbohong mengatakan bukunya lupa. Padahal sebenarnya Abim memang tidak mengerjakannya."

"Terus, kenapa?" Bunda mengernyitkan dahi.

"Bunda pernah bilang, anak yang berbohong maka satu hari puasanya tidak akan diterima Tuhan."
"Iya, benar. Terus...?"

Kini Bunda mulai memicingkan matanya.

"Kalau puasa Abim tidak akan diterima, kenapa Abim tetap harus berpuasa? Kan, percuma?"

Serta-merta Bunda menepuk dahinya dan tertawa. Kali ini dia bingung mau mengatakan apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun