DeepSeek menggunakan teknologi pengolahan mikro yang, yang jujur aja, ada di bawah yang digunakan ChatGPT.Â
Tapi, yang bikin tercengang, DeepSeek tetap bisa menyelesaikan masalah-masalah rumit, seperti persamaan medan Einstein atau persamaan elektromagnetik Maxwell, yang biasanya butuh waktu berhari-hari kalau dikerjakan manusia.Â
Artinya, DeepSeek berhasil menemukan cara yang lebih efisien dan cerdas untuk mencapai hasil yang sama.
Ini kayak nunjukin ke kita, kalau inovasi itu nggak melulu soal berapa banyak uang yang kita punya, tapi juga soal kepintaran kita mencari cara yang lebih efektif.Â
Perusahaan-perusahaan AI Amerika mungkin selama ini sudah nyaman dengan dana besar dan teknologi canggih mereka, tapi dengan hadirnya DeepSeek, mereka jadi dipaksa untuk lebih kreatif dan inovatif.Â
Ini seperti "tamparan" yang menyadarkan mereka bahwa selalu ada cara lain yang lebih baik.
Era Baru Kolaborasi AI dengan Model Open Source
Yang lebih menarik lagi, DeepSeek ini bersifat open source. Artinya, siapapun boleh mengakses, memodifikasi, dan mengembangkan AI ini.Â
Bos DeepSeek, Liang Wenfeng, memang sengaja membuat AI ini terbuka untuk umum. Ini beda banget sama AI buatan perusahaan Amerika yang biasanya sangat tertutup dan rahasia. Mereka seperti takut kalau 'resep' AI mereka dijiplak oleh orang lain.
Dengan model open source, DeepSeek ini kayak memberikan kesempatan kepada siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dalam pengembangan AI.Â
Ibaratnya, ini kayak sebuah resep masakan yang disebar ke seluruh dunia, dan siapa pun boleh mencobanya, memodifikasinya, dan menciptakan rasa yang baru. Ini jelas mengubah lanskap persaingan AI yang selama ini sangat eksklusif.
Demokratisasi AI dengan Akses Terbuka untuk Umum
Seperti yang kita ketahui, model open source ini seperti sebuah gerakan demokratisasi teknologi. Dengan DeepSeek yang terbuka, bukan hanya perusahaan besar yang bisa berkontribusi dalam pengembangan AI.Â