Telaah perbedaan antara cara pikir manusia dan AI. Benarkah AI lebih unggul?
AI masih naik daun. Semua orang ngomongin AI. Bahkan banyak yang bilang AI bakal mengambil alih pekerjaan kita, hidup kita, dan segalanya.Â
Mungkin kamu termasuk mulai percaya omongan ini. Tapi, tahan dulu! Sebelum kamu ikut panik dan memutuskan memborong saham perusahaan chip komputer buat investasi, tolong dipikir baik-baik.Â
Memang, AI makin canggih. Tapi, apa kamu yakin 'pintar' ala mesin dan manusia itu sama? Apa Akal Imitasi ini benar-benar mampu meniru kita?Â
Di sinilah letak pembahasan tulisan dari Dr. Firman Kurniawan, seorang pemerhati budaya dan komunikasi digital di Media Indonesia.Â
Setelah membaca opini beliau, saya mantap untuk memilih otak manusia dalam urusan  pintar-pintaran ini. Kenapa? Monggo lanjut dibaca.
Lebih dari Logika, Ada Konteks dan Emosi
Apa yang membedakan otak manusia dan komputer paling canggih saat ini?Â
Komputer bisa saja menghitung jutaan angka per detik, mengalahkan juara dunia catur, bahkan membuat gambar yang lumayan artistik.Â
Tapi, pernahkah kamu lihat komputer ketawa karena denger lelucon, atau nangis karena membahas film sedih? Kayaknya belum sampe. Disinilah letak perbedaan mendasar itu.
Cara berpikir manusia berciri kausalitas atau sebab-akibat. Kita selalu mencari hubungan sebab akibat dalam segala hal. Kita tak hanya melihat data, tapi juga berusaha memahami kenapa data itu muncul, apa yang menyebabkannya.Â