Refleksi diri, bukan sekadar resolusi, tapi cara memaknai pengalaman, belajar, dan bertumbuh jadi pribadi lebih baik.
Pasti banyak yang masih semangat-semangatnya mengejar resolusi? Mulai dari pengen olahraga lebih rutin, belajar skill baru, sampai traveling ke tempat impian.Â
Seru sih, bikin resolusi itu kayak punya energi baru, lembaran hidup yang bersih siap kita tulis dengan tinta harapan.
Tapi, pernah nggak kamu merasa kalau resolusi itu seringkali cuma bertahan sebentar?Â
Awalnya aja membara, tapi beberapa bulan kemudian, daftar resolusi itu udah berdebu di pojokkan pikiran. Kayak ada yang kurang gitu, ya?
Mengapa Refleksi Jauh Mengungguli Resolusi?
Resolusi itu fokusnya ke depan, ke target yang ingin kita raih. Memang penting punya tujuan, itu yang bikin hidup kita punya arah.Â
Tapi, seringkali kita lupa untuk menoleh ke belakang, ke pengalaman yang sudah kita jalani. Padahal, justru di sanalah tersimpan harta karun pelajaran berharga.Â
Pengalaman setahun terakhir, dengan segala warna-warninya, suka duka, berhasil gagal, itulah bahan baku utama untuk kita bertumbuh.
Ibaratnya, kita mau membangun rumah impian, tapi kita abaikan fondasi yang sudah ada. Hasilnya, rumah itu mungkin indah di luar, tapi rapuh di dalam.
Memetik Pelajaran dari Setiap Pengalaman
Refleksi itu seperti kita menengok masa lalu, bukan untuk terjebak dalam penyesalan, tapi untuk memanen hikmah. Pengalaman positif, tentu perlu kita rayakan dan ulangi.Â