Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

1 Kakak 7 Ponakan Cermin Generasi Sandwich

27 Januari 2025   14:00 Diperbarui: 26 Januari 2025   18:22 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film 1 Kakak 7 Ponakan. (Foto: Dok. Instagram/@1 kakak 7 ponakan via Detik.com)

Dilema generasi sandwich, kisah perjuangan Moko hadapi beban keluarga, antara mimpi dan tanggung jawab.

Ada satu judul film yang belakangan ini cukup menggelitik pikiran saya, yaitu film "1 Kakak 7 Ponakan". Jika judulnya terdengar familiar? Wajar, karena film ini bukan cerita baru, melainkan adaptasi dari sinetron lawas yang pernah populer di era 90-an. 

Namun, yang membuat adaptasi layar lebar ini begitu menarik dan relevan adalah bagaimana ia mengangkat isu generasi sandwich dengan begitu gamblang dan menyentuh.

Istilah "generasi sandwich" mungkin masih asing bagi sebagian orang, namun fenomena ini sebenarnya sudah lama kita rasakan di sekitar kita.  

Generasi sandwich adalah mereka yang terhimpit antara dua generasi, orang tua yang membutuhkan perhatian dan dukungan di usia senja, serta anak-anak yang masih bergantung sepenuhnya pada orang tua. 

Mereka ini bagaikan sandwich, terjepit di antara dua lapisan roti, harus menanggung beban ganda. 

Nah, film "1 Kakak 7 Ponakan" ini, dengan cerdasnya, memvisualisasikan dilema ini melalui kisah perjuangan seorang pemuda bernama Moko.

Dilema Moko yang Mengubur Mimpi Demi Tanggung Jawab Keluarga

Coba kita bayangkan posisi Moko. Seorang arsitek muda yang baru saja menyelesaikan pendidikan, penuh dengan impian dan rencana masa depan. 

Ia memiliki cita-cita untuk membangun karier gemilang, menjalin kisah cinta yang indah, dan menikmati kebebasan masa muda. 

Namun, takdir berkata lain. Tragedi datang menghampiri keluarganya, kakak dan kakak iparnya meninggal dunia secara mendadak, meninggalkan tujuh orang anak yatim piatu yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam sekejap, kehidupan Moko berubah drastis. Ia yang semula bebas mengejar mimpi, kini harus mengubur semua cita-citanya dan beralih peran menjadi orang tua bagi ketujuh keponakannya.  

Film ini dengan apik menggambarkan pergulatan batin Moko. Kita bisa merasakan bagaimana ia berjuang menahan ego dan keinginan pribadinya demi memenuhi tanggung jawab moral dan keluarga.  

Di usianya yang masih sangat muda, seperti yang digambarkan dalam film, Moko harus menghadapi tantangan yang luar biasa berat, menjadi tulang punggung keluarga, memastikan kebutuhan materi dan emosional ketujuh keponakannya terpenuhi.

Dilema yang dialami Moko ini bukan sekedar fiksi. Ini adalah realitas yang dihadapi oleh banyak individu di Indonesia, khususnya di era modern ini.  

Fenomena generasi sandwich, menurut Kompas.com, semakin menguat seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup dan perubahan sosial ekonomi. 

Generasi muda saat ini seringkali harus menanggung beban finansial dan emosional yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya. 

Mereka tidak hanya harus membiayai kebutuhan hidup sendiri dan keluarga inti, tetapi juga harus membantu orang tua yang semakin lanjut usia dan mungkin membutuhkan perawatan khusus.

1 Kakak 7 Ponakan Sebagai Refleksi Sosial

Film "1 Kakak 7 Ponakan" bukan sekadar tontonan hiburan semata, melainkan sebuah karya seni yang mampu merefleksikan isu sosial yang penting dan relevan.  

Film ini mengajak kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai keluarga, tanggung jawab, dan pengorbanan.  Melalui karakter Moko, kita belajar tentang ketangguhan dan kebesaran hati seseorang dalam menghadapi cobaan hidup.  

Film ini, seperti yang diulas dalam artikel berita tentang film ini,  berhasil menghadirkan kesederhanaan dan keseharian dalam penggambaran karakter, membuat penonton merasa dekat dan terhubung dengan cerita yang disajikan.

Film ini juga membuka ruang diskusi tentang dukungan sosial dan solusi bagi generasi sandwich. Bagaimana masyarakat dan pemerintah dapat memberikan bantuan dan solusi bagi mereka yang terjebak dalam situasi sulit ini?  

Kompas.com menyoroti bahwa generasi sandwich rentan mengalami stres dan masalah kesehatan mental akibat tekanan yang mereka hadapi.  

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan isu ini dan mencari cara untuk meringankan beban mereka.

Sentuhan Arswendo dan Yandy Laurens

Keberhasilan film "1 Kakak 7 Ponakan" juga tidak lepas dari sentuhan kreatif Arswendo Atmowiloto sebagai penulis cerita asli dan Yandy Laurens sebagai sutradara adaptasi.  

Arswendo Atmowiloto, seorang budayawan dan novelis ternama,  telah menciptakan cerita yang abadi dan mampu melampaui batas generasi.  

Meskipun istilah "generasi sandwich" belum dikenal luas saat cerita ini pertama kali ditulis, namun esensi dari dilema tersebut sudah tergambar jelas dalam kisah "1 Kakak 7 Ponakan".

Yandy Laurens, seperti yang diceritakan dalam artikel berita,  berusaha untuk menangkap "isi hati" dari cerita asli dan menghadirkan kembali karya Arswendo dengan sentuhan yang lebih modern dan relevan dengan konteks masa kini.  

Ia berhasil memadukan unsur nostalgia sinetron 90-an dengan isu sosial generasi sandwich yang kekinian, menciptakan sebuah film yang tidak hanya menghibur tetapi juga menggugah pikiran.  

Kesuksesan film "Keluarga Cemara" yang juga digarap oleh Yandy, dengan jumlah penonton mencapai jutaan, menjadi bukti bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengadaptasi cerita klasik menjadi film layar lebar yang sukses dan diterima oleh masyarakat luas.

Kesimpulan

Film "1 Kakak 7 Ponakan" lebih dari sekadar film keluarga biasa. Ia adalah sebuah cermin yang memantulkan realitas kehidupan generasi sandwich di Indonesia.  

Film ini adalah ajakan untuk kita semua agar lebih berempati, lebih peduli, dan lebih solider terhadap mereka yang sedang berjuang menjadi generasi sandwich.

*** 

Referensi:

  • Kompas.com. (2024, Januari 11). Apa itu Generasi Sandwich dan Mengapa Generasi Ini Rentan Mengalami Stres? [https: //www. kompas. com/skola/read/2024/01/11/140000669/apa-itu-generasi-sandwich-dan-mengapa-generasi-ini-rentan-mengalami-stres]
  • Kompas.id. (2025, Januari 25). Generasi Sandwich dalam 1 Kakak 7 Ponakan. [https: //www. kompas. id/artikel/generasi-sandwich-dalam-1-kakak-7-ponakan]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun