Wisata halal dan bisnis syariah sebagai peluang besar mendukung ekonomi berkelanjutan di Indonesia.Â
Bayangkan sebuah destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan pemandangan memukau tetapi juga memberikan kenyamanan spiritual bagi wisatawan Muslim.Â
Di tempat ini, Anda tidak perlu khawatir mencari makanan halal atau tempat ibadah. Konsep inilah yang disebut wisata halal, tren global yang terus berkembang dan menghadirkan peluang besar bagi Indonesia.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk memimpin sektor ini.Â
Data dari Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index 2024 menyebutkan bahwa Indonesia berhasil menjadi salah satu destinasi ramah Muslim terbaik di dunia.Â
Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak destinasi di Indonesia belum sepenuhnya mengoptimalkan peluang ini.
Penerapan regulasi seperti Undang-Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH) yang mewajibkan sertifikasi halal pada Oktober 2024 adalah langkah maju yang patut diapresiasi.Â
Pertanyaannya, bagaimana kita dapat memastikan bahwa sektor wisata halal benar-benar memberikan dampak ekonomi yang signifikan sekaligus memenuhi kebutuhan wisatawan?
Mengapa Wisata Halal Belum Optimal?
Wisata halal di Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks.Â
Salah satu masalah utama adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang standar halal di sektor pariwisata.Â
Banyak destinasi yang belum memiliki fasilitas memadai, seperti restoran bersertifikat halal, tempat ibadah, atau layanan ramah Muslim.Â
Misalnya, survei yang dilakukan oleh ToffeeDev menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil pengusaha di sektor pariwisata yang memahami pentingnya sertifikasi halal sebagai daya tarik wisatawan Muslim.
Selain itu, wisata halal sering kali disalahartikan sebagai bentuk eksklusivitas agama tertentu. Padahal, konsep ini justru menekankan inklusivitas, yang berarti semua orang, terlepas dari agama, dapat menikmati layanan dan fasilitas yang berkualitas.Â
Di sinilah pentingnya edukasi publik untuk mengubah persepsi negatif dan mendorong pelaku usaha mengadopsi konsep wisata halal sebagai bagian dari strategi bisnis mereka.
Pendapat pribadi saya? Kita perlu lebih serius dalam memandang wisata halal sebagai peluang ekonomi, bukan sekadar kewajiban agama.Â
Dengan pasar wisatawan Muslim global yang diproyeksikan mencapai nilai belanja sebesar 200 miliar dolar AS pada tahun 2030 (Mastercard-CrescentRating), peluang ini terlalu besar untuk diabaikan.
Wisata Halal sebagai Pilar Bisnis Syariah
Melihat wisata halal dari sudut pandang bisnis syariah memberikan perspektif yang menarik.Â
Bisnis syariah bukan hanya soal profit, tetapi juga mengedepankan etika, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks ini, wisata halal menjadi salah satu sektor yang paling relevan.
Pertama, potensi pasar yang besar. Dengan populasi Muslim dunia yang terus bertambah, kebutuhan akan layanan halal semakin meningkat.Â
Sebagai contoh, Lombok berhasil meraih julukan World’s Best Halal Tourism Destination pada World Halal Tourism Awards. Keberhasilan ini tidak lepas dari upaya pemerintah daerah dan pelaku usaha lokal dalam menyediakan fasilitas halal, seperti hotel syariah dan restoran bersertifikat.
Kedua, regulasi mendukung perkembangan sektor ini. Undang-Undang JPH yang mulai berlaku pada 2024 mewajibkan semua produk makanan dan minuman memiliki sertifikat halal.Â
Ini memberikan jaminan kepada wisatawan Muslim bahwa mereka dapat menikmati pengalaman wisata yang aman dan sesuai nilai-nilai Islam.
Ketiga, kisah sukses pelaku bisnis. Salah satu contohnya adalah pengusaha lokal yang memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan layanan halal.Â
SadarHalal menyebutkan bahwa pelaku UMKM di sektor pariwisata halal yang teredukasi dengan baik tentang pentingnya sertifikasi halal mampu meningkatkan omset hingga 30% setelah mengikuti program pelatihan.
Dalam pandangan saya, mengintegrasikan konsep bisnis syariah dengan wisata halal adalah langkah strategis yang tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Mengapa Indonesia Harus Serius di Wisata Halal?
Analisis mendalam menunjukkan bahwa wisata halal dapat menjadi pendorong utama ekonomi Indonesia, tetapi hanya jika strategi yang tepat diterapkan.Â
Menurut laporan Institut Tazkia Bogor, wisata halal bukan sekadar tren, melainkan bagian dari revolusi ekonomi berbasis nilai-nilai Islam. Untuk itu, ada tiga elemen penting yang perlu diperhatikan:
1. Infrastruktur HalalÂ
Destinasi wisata harus dilengkapi dengan infrastruktur yang mendukung wisatawan Muslim, seperti hotel dengan fasilitas mushola, restoran bersertifikat halal, dan transportasi ramah Muslim. Sebagai contoh, Yogyakarta dan Aceh telah memulai inisiatif ini, tetapi wilayah lain perlu mengikuti jejak mereka.Â
2. Edukasi Pelaku UsahaÂ
Banyak pengusaha kecil yang belum memahami bagaimana standar halal dapat meningkatkan daya saing mereka. Program pelatihan dan pendampingan dari pemerintah dan lembaga swasta sangat diperlukan untuk mengatasi hal ini.
3. Promosi DigitalÂ
Di era digital, wisata halal harus dipromosikan melalui platform seperti media sosial, website, dan aplikasi perjalanan. *ToffeeDev mencatat bahwa 70% wisatawan Muslim mencari informasi tentang destinasi halal secara online sebelum memutuskan untuk berkunjung.
Analogi sederhananya, wisata halal adalah seperti berlian yang belum diasah. Jika dipoles dengan baik melalui regulasi, edukasi, dan promosi, berlian ini akan bersinar terang, menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Dampak Positif Wisata Halal bagi Indonesia
Mengembangkan wisata halal tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berdampak sosial. Secara ekonomi, sektor ini dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah.Â
Secara sosial, wisata halal memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi keberagaman dan toleransi.
Namun, ada tantangan yang perlu diatasi, seperti kesenjangan infrastruktur antarwilayah dan persepsi negatif tentang konsep halal yang dianggap eksklusif. Jika tantangan ini dapat diatasi, manfaat wisata halal akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali.
Kesimpulan
Wisata halal adalah peluang besar yang tidak boleh diabaikan.Â
Dengan strategi yang terencana dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, Indonesia memiliki semua modal untuk menjadi pemimpin wisata halal dunia.Â
Kini saatnya kita bergerak bersama, menjadikan wisata halal sebagai motor penggerak ekonomi berbasis syariah yang etis dan inklusif.Â
***Â
Referensi:
- CrescentRating & Mastercard. (2024). Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index 2024. Retrieved from [https: //www. crescentrating. com]
- SadarHalal. (2024). Potensi wisata halal di Indonesia dan kaitannya dengan wajib halal Oktober 2024. Retrieved from [https: //sadarhalal. com/potensi-wisata-halal-di-indonesia-dan-kaitannya-dengan-wajib-halal-oktober-2024/]
- Institut Tazkia Bogor. (2024). Ide bisnis syariah yang berpotensi besar di 2024. Retrieved from [https: //tazkia. ac. id/en/berita/populer/673-ide-bisnis-syariah-yang-berpotensi-besar-di-2024]
- ToffeeDev. (2024). Peluang bisnis syariah. Retrieved from [https: //toffeedev. com/blog/business-and-marketing/peluang-bisnis-syariah/]
- NU Jateng. (2024). Wisata halal di Indonesia: Bisnis atau Islamisasi? Retrieved from [https: //jateng. nu. or. id/opini/wisata-halal-di-indonesia-bisnis-atau-islamisasi-xnoqi]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI