Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrasi Indonesia yang Terjebak Status Quo

15 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 15 Januari 2025   16:06 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oligarki yang mempertahankan status quo dalam politik. (KOMPAS/HERYUNANTO)

Lebih jauh lagi, Annisa Alfath dari Perludem menekankan bahwa selama mekanisme internal partai tidak memprioritaskan demokrasi internal, tidak akan ada tekanan signifikan untuk melakukan regenerasi. 

Ini berarti bahwa tanpa adanya perubahan mendasar dalam struktur kepemimpinan partai politik, kualitas demokrasi Indonesia akan terus terancam.

Kesimpulan

Status quo kepemimpinan dalam partai politik Indonesia, yang bercirikan langgengnya tokoh sentral, mencerminkan budaya feodal dan mengancam sendi-sendi demokrasi. 

Ketergantungan pada figur sentral menghambat regenerasi kader, membuka celah bagi oligarki untuk mengendalikan kebijakan, dan mengabaikan aspirasi rakyat. 

Regenerasi bukan sekadar pergantian wajah, melainkan investasi pada ide dan kepemimpinan baru yang responsif terhadap kebutuhan zaman. 

Perubahan mendasar dalam internal partai, dengan mendorong demokrasi internal dan membatasi pengaruh oligarki, mutlak diperlukan untuk mewujudkan demokrasi yang sesungguhnya berpihak pada rakyat.

*** 

Referensi:

  • Berita UGM, 2012. Kelembagaan Partai Politik Indonesia Masih Lemah. Universitas Gadjah Mada. https:  //ugm.  ac.  id/id/berita/4509-kelembagaan-partai-politik-indonesia-masih-lemah/
  • Effendi, A. T. (n.d.). (Skripsi). https:  //repository.  unair.  ac.  id/30047/4/13.  %20BAB%201.pdf
  • Jumadi. (2015, Juni). Pengaruh Sistem Multipartai dalam Pemerintahan Indonesia. Jurnal Al Daulah, 4(1). https:  //journal.  uin-alauddin.  ac.  id/index.  php/al_daulah/article/download/1501/1446/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun