Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lebih Fokus dan Efisien dengan Teknik Manajemen Waktu di Tempat Kerja

11 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 9 Januari 2025   00:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teknik manajemen waktu di tempat kerja. (Photo by Ketut Subiyanto))

Teknik praktis manajemen waktu untuk meningkatkan fokus, mengelola prioritas, dan mengoptimalkan produktivitas kerja hybrid

Jika ada satu hal yang memengaruhi produktivitas semua orang di dunia kerja modern, itu adalah kemampuan untuk mengelola waktu. 

Dalam era kerja hybrid dan remote seperti sekarang, di mana batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sering kabur, manajemen waktu menjadi lebih penting dari sebelumnya. 

Dengan berbagai gangguan seperti notifikasi media sosial, rapat online yang tidak habis-habis, dan rasa tanggung jawab yang bercampur dengan kejenuhan, mencari cara agar tetap fokus dan efektif adalah tantangan nyata. 

Tapi kabar baiknya, teknik manajemen waktu seperti Time Blocking, Matriks Eisenhower, dan Teknik Pomodoro memberikan solusi yang sederhana namun brilian untuk menghadapi tantangan ini.

Pentingnya Mengelola Waktu di Era Kerja Hybrid

Dulu, ketika jam kerja lebih terstruktur di kantor, manajemen waktu tergolong lebih mudah. Ada rutinitas tetap: datang pukul 9 pagi, istirahat makan siang, dan pulang sekitar pukul 5 sore. 

Tetapi dengan kerja hybrid atau remote yang sekarang menjadi standar baru, fleksibilitas waktu justru sering kali menciptakan kebingungan. 

Rapat bisa terjadi kapan saja, dan pekerjaan tampaknya tidak pernah benar-benar selesai. Bagi banyak karyawan Indonesia, hal ini menjadi tantangan besar.

Semasa pandemi kemarin, seorang rekan kantor saya pernah mengeluh, “Kerja di rumah itu kayak nggak ada batasannya. Waktunya panjang, tapi malah numpuk kerjaannya.” 

Ada perasaan bersalah jika sedang tidak melakukan sesuatu yang produktif, karena layar laptop terus "menghantui." Situasi seperti ini, menurut saya, relevan dengan banyak pekerja modern di Indonesia, terutama mereka yang terbiasa dengan budaya kerja yang menuntut kehadiran konstan.

Tiga Teknik Manajemen Waktu yang Teruji

1. Time Blocking: Memberi Struktur pada Hari Anda 

Teknik Time Blocking adalah cara yang sederhana namun sangat efektif. Seperti namanya, ini melibatkan pembagian waktu kerja Anda menjadi blok-blok khusus untuk tugas tertentu. Satu blok, satu waktu, satu jenis pekerjaan.

Blok ini bisa berupa sesuatu yang spesifik, seperti mengetik laporan atau melakukan maintenance database, dan dicatat dalam kalender Anda.

Menurut Journal of Applied Psychology, perencanaan waktu detail, seperti dalam Time Blocking, berkorelasi positif dengan peningkatan fokus dan penurunan stres. 

Ilustrasi teknik time blocking. (Photo by Shift.com)
Ilustrasi teknik time blocking. (Photo by Shift.com)
Idenya sederhana: ketika setiap menit sudah "terisi" oleh aktivitas yang jelas, Anda mengurangi ruang untuk kebingungan dan prokrastinasi. 

Saya sendiri telah mencoba teknik ini, terutama ketika harus mengelola pekerjaan harian sambil belajar keterampilan di luar kerjaan. 

Dengan memblok waktu satu jam pada pagi hari untuk kerjaan yang membutuhkan fokus tinggi, saya merasa lebih terorganisir dibanding bekerja ala 'tiba masa, tiba akal'.

2. Matriks Eisenhower: Memilah Tugas Berdasarkan Prioritas

Ketika Anda memiliki segudang tugas yang mendesak, sulit rasanya mengetahui mana yang harus dikerjakan lebih dulu. 

Matriks Eisenhower, yang diperkenalkan oleh Stephen Covey dalam buku The 7 Habits of Highly Effective People, membantu Anda memutuskan apa yang penting dan apa yang hanya mendesak. 

Ilustrasi teknik Matrix Eisenhower. (Photo by Shift.com)
Ilustrasi teknik Matrix Eisenhower. (Photo by Shift.com)
Dalam konsep ini, tugas dikelompokkan menjadi empat kuadran:

- Penting dan mendesak: Harus dikerjakan segera.  

- Penting tapi tidak mendesak: Perlu direncanakan.

- Tidak penting namun mendesak: Bisa didelegasikan.  

- Tidak penting dan tidak mendesak: Sebaiknya dihindari.  

Saya pernah memakai matriks ini ketika dihadapkan pada deadline bikin proposal kegiatan dan undangan zoom meeting panjang yang sebenarnya tidak relevan. 

Prioritas diberi pada mengetik proposal, sedangkan rapat saya ikuti sekedarnya saja. Membuat keputusan seperti ini, meskipun sulit, ternyata membantu memperbaiki hasil kerja secara keseluruhan.

3. Teknik Pomodoro: Kalahkan Kebosanan dengan Fokus Singkat

Teknik Pomodoro, yang diciptakan oleh Francesco Cirillo pada akhir 1980-an, menawarkan solusi sederhana untuk menahan gangguan dan menjaga konsentrasi. 

Ide dasarnya adalah bekerja selama 25 menit penuh tanpa gangguan, diikuti oleh istirahat 5 menit, dihitung 1 siklus. Setelah empat kali siklus, Anda lalu istirahat lebih panjang, misalnya 15-30 menit.  

Pomodoro bekerja karena memanfaatkan siklus konsentrasi alami otak manusia. 

Menurut situs resmi Pomodoro Technique (francescocirillo.com), teknik ini membantu mengurangi kelelahan mental dan meningkatkan produktivitas dengan memecah pekerjaan besar menjadi potongan kecil yang lebih mudah diatur.

Saat saya mencoba teknik ini untuk menyelesaikan tugas-tugas menulis, hasilnya mengejutkan. Saya merasa tidak terlalu capek di akhir hari, dan bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan.

Manfaat Menyeluruh dari Teknik-Teknik Ini

Apa manfaat nyata dari teknik manajemen waktu ini? 

Dalam Psychological Bulletin, Steel (2007) mencatat bahwa perencanaan waktu yang detail mengurangi tingkat stres yang dirasakan oleh pekerja. 

Matriks Eisenhower membantu Anda fokus pada hal-hal yang benar-benar penting, sehingga mengurangi tekanan untuk menyelesaikan segalanya sekaligus. 

Pomodoro? Teknik sederhana ini adalah pengingat bahwa istirahat sejenak sebenarnya adalah bagian dari produktivitas yang sehat.

Sebagai tambahan, masing-masing teknik ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu. 

Profesional muda yang sering menghadapi multitasking dapat memanfaatkan Time Blocking. 

Sementara manajer dengan daftar tugas panjang mungkin menemukan Matriks Eisenhower lebih bermanfaat. 

Bagi seseorang yang mudah bosan atau terganggu, Pomodoro adalah jawabannya.

Relevansi dengan Budaya Kerja di Indonesia

Namun, penerapan teknik-teknik ini di Indonesia tidak selalu berjalan mulus. Budaya kerja kita, yang sering kali mengagungkan kesibukan dan kehadiran online sepanjang waktu, bisa menjadi hambatan dalam penerapan manajemen waktu yang sehat. 

Ada ekspektasi bahwa karyawan harus merespons pesan atasan segera, bahkan di luar jam kerja. Pola pikir ini bertentangan dengan prinsip dasar dari teknik manajemen waktu, yang menekankan pada fokus dan efisiensi.

Sudah saatnya perusahaan di Indonesia mulai mendukung manajemen waktu ini dengan kebijakan yang melindungi keseimbangan kerja dan hidup, seperti memperjelas jam kerja dan memberikan pelatihan tentang pengelolaan waktu kepada karyawan.

Kesimpulan

Menerapkan teknik manajemen waktu mungkin terasa sulit pada awalnya. Tetapi seperti kebiasaan lainnya, apa yang penting adalah memulai dari langkah kecil. 

Anda tidak perlu mencoba semua teknik sekaligus, pilih satu yang menurut Anda paling relevan. 

Jika Anda mudah terganggu, coba teknik Pomodoro. Jika Anda merasa kewalahan dengan berbagai tugas, gunakan Matriks Eisenhower. Dan jika Anda ingin memberi struktur pada hari Anda, coba Time Blocking.  

Seperti kata Stephen Covey, “Efisiensi adalah melakukan hal lebih baik. Efektivitas adalah melakukan hal yang benar.” 

Jadi, apakah kita sudah siap melangkah menjadi produktif? Jawab pertanyaan ini, tapi jangan buru-buru, gunakan waktu Anda dengan bijak.

*** 

Referensi:

  • Steel, P. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical analysis. Psychological Bulletin, 133(1), 65–94. Retrieved from https: //doi. org/10.1037/0033-2909.133.1.65
  • Covey, S. R. (1989). The 7 habits of highly effective people: Powerful lessons in personal change. New York: Simon & Schuster.
  • Cirillo, F. (n.d.). The Pomodoro Technique. Retrieved from https: //francescocirillo. com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun